HARIAN DISWAY - Logika berjalan miring: pesawat angsa bisa mengkhianati buaya pembom. Itulah yang memicu lahirnya satu nama yang kini mengguncang jagat maya: Bombombini Gusini.
Tidak, itu bukan judul kartun tahun 80-an yang terlupakan. Melainkan salah satu tokoh utama dalam tren TikTok terbaru dan tergila sejauh ini: Italian Brainrot.
Tren itu dapat disebut sebagai ledakan absurd dari imajinasi kolektif, diperkuat oleh teknologi AI, dibumbui dengan pseudo-Italia, dan dibumbui humor.
BACA JUGA:Kisah Cinta Cappuccino Assasino dari Italian Brainrot, Mengapa Gelas Kopi Jadi Pembunuh Bayaran?
Di tengah semua kegilaan itu, Bombombini Gusini muncul sebagai simbol dari dualitas, pengkhianatan, dan -entah bagaimana- keanggunan mematikan seekor angsa bersayap jet.
Bombombini Gusini adalah perpaduan menggelikan sekaligus mengesankan antara seekor angsa anggun dan Lockheed L-1049A Super Constellation, sebuah pesawat legendaris era Perang Dingin.
Namun, versi brainrot itu dilengkapi dengan peluncur granat mini di sayap, sepuluh bom besar seberat 500 pon, dan kemampuan untuk mengeluarkan bom atom dari ketiaknya. Amunisi tak terbatas? Tentu. Teleportasi? Sudah pasti.
Bombombini Gusini dan Bombardiro Crocodilo.-@bombombini._gusini-Instagram
BACA JUGA:Mengenal Meme Anomali Tung Tung Tung Sahur, Karakter Absurd Brainrot AI
Namun, tidak selalu seperti itu. Dahulu, sebelum dipermak oleh karakter Lirilì Larilà (dikisahkan sebagai kreator Bombombini), Bombombini hanya bisa melempar petasan dan mengintimidasi musuh dengan teriakan. Semua berubah ketika ia memilih untuk mengkhianati darah dagingnya sendiri: Bombardiro Crocodilo.
Bombombini dan Bombardiro dulunya adalah sekutu di medan perang. Mereka melawan musuh bersama: burung-burung.
Tapi keharmonisan itu hancur saat Piccione Macchina dan sekelompok pembunuh Cybertruck datang. Mereka membawa penglihatan tentang akhir dunia brainrot.
BACA JUGA:Profil Trippi Troppi, Karakter Brainrot Berbentuk Kucing Setengah Udang
Dipenuhi rasa takut dan ambisi, Bombombini membelot. Ia membawa kekuatan barunya ke pihak burung. Bombombini memimpin mereka dalam kampanye udara melawan para buaya, menabur granat dan ketakutan di langit virtual TikTok.
Namun, segalanya berubah. Ketika Lirilì Larilà tewas di tangan Tung Tung Sahur (karakter yang tidak dijelaskan secara logis dalam semesta tersebut).