Tujuan dari tradisi itu adalah untuk meningkatkan silaturahmi dan memperkenalkan pasangan pengantin kepada keluarga besar mereka.
BACA JUGA:Sedekah Bumi Kampung Pecinan ke-127 Masukkan Wayang Kulit Masuk Agenda Pariwisata Surabaya
Sepasaran biasanya dilakukan setelah resepsi atau akad. Waktu pelaksanaannya biasanya setelah lima hari pernikahan.
Tradisi temu manten pegon merupakan sebuah ritual pernikahan adat Surabaya yang mengandung berbagai unsur budaya dari Surabaya, Tionghoa, dan Arab.-Pinterest-Pinterest
6. Manten pegon
Berbeda dengan sepasaran, tradisi temu manten pegon merupakan ritual pernikahan adat Surabaya. Tradisi itu mengandung perpaduan budaya: Surabaya, Tionghoa, dan Arab. Tercermin dari busana pengantin, prosesi adat, dan acara hiburan.
Pertemuan calon pengantin pria dan wanita dalam manten pegon menandakan permulaan kehidupan baru bagi pasangan.
BACA JUGA:Tradisi Lima Tahunan Upacara Unan-Unan, Upaya Melibatkan Pemuda dalam Melestarikan Budaya Tengger
7. Undukan doro
Salah satu tradisi langka yang telah berlangsung selama bertahun-tahun adalah undukan doro. Tradisi itu melibatkan adu balap burung dara.
Pemilik merpati jantan menerbangkan merpati perempuan mereka sebagai umpan. Merpati jantan yang paling cepat mencapai betinanya menjadi pemenang.
Sayangnya, tradisi itu kerap disalahgunakan untuk perjudian. Para penonton tidak hanya menikmati adu kecepatan merpati. Mereka juga memasang taruhan untuk mengetahui siapa yang akan menang.
BACA JUGA:Menilik Gulat Okol, Tradisi Sedekah Bumi di Desa Setro
Itulah beberapa tradisi kota Surabaya yang kaya. Meski sebagian mulai tergeser oleh perubahan zaman, masih banyak warga yang mau melestarikannya.
Upaya pelestarian begitu penting. Supaya identitas budaya Surabaya tetap hidup dan menjadi warisan bermakna bagi generasi mendatang. (*)
*) Mahasiswa magang dari Prodi Sastra Inggris, Universitas Negeri Surabaya.