Penjurian dalam kompetisi itu tak hanya menilai kekuatan struktur. Aspek ekonomi bahan, estetika desain, dan kreativitas presentasi juga diperhitungkan—hingga total bobot 80 persen. Bukan hal yang mudah untuk bersinar di antara tim-tim langganan juara. Tapi justru di situlah daya tariknya.
Silver Award itu bukan cuma piala. Itu adalah bukti bahwa semangat mahasiswa daerah, dengan modal pengetahuan dan kerja sama, bisa bersanding bahkan mengalahkan nama-nama besar di dunia teknik sipil Asia. Ini kali pertama mereka ikut kompetisi internasional. Tapi mungkin, bukan yang terakhir.
"Semoga pengalaman kami bisa jadi inspirasi buat teman-teman yang lain. Jangan takut mencoba," tutup Winston, dengan senyum percaya diri yang kini tak lagi ragu menatap pentas global. (*)