HARIAN DISWAY - Di era globalisasi ini, kemampuan menguasai lebih dari satu bahasa menjadi aset penting.
Anda mungkin pernah mendengar kekhawatiran bahwa anak bilingual akan bingung dalam membedakan dua bahasa yang mereka pelajari. Atau mengalami keterlambatan bicara karena “terlalu banyak informasi” yang harus diproses di otaknya.
Namun, riset justru menunjukkan sebaliknya: anak bilingual malah memiliki kemampuan “cognitive flexibility” yang tinggi.
King dan Fogle (2006) bahkan menyimpulkan bahwa “the use of two languages in the same conversation has been found to be a sign of mastery of both languages”.
BACA JUGA: 8 Rekomendasi Serial TV untuk Tingkatkan Skill Bahasa Inggris
Dengan kata lain, belajar dua bahasa sejak dini justru memungkinkan anak menguasai kedua bahasa sekaligus. Tanpa menunda perkembangan bahasanya.
Lalu, bagaimana cara terbaik untuk menanamkan bahasa kedua kepada anak tanpa membuat mereka kewalahan?
Berikut beberapa strategi efektif yang dapat Anda terapkan di rumah.
1. Libatkan Anak dalam Interaksi Sehari-hari
Kegiatan yang melibatkan interaksi langsung sangat disarankan. Misalnya, Anda dapat rutin membacakan cerita bergambar dalam bahasa kedua. Atau menyanyikan lagu berbahasa target bersama anak.
BACA JUGA: Koala Parenting, Menekankan Kedekatan Orang Tua dan Anak
Libatkan juga teman atau keluarga yang fasih. Agar anak terbiasa mendengar percakapan nyata. Bahkan King dan Fogle (2006) menegaskan, "Human interaction is the best method for fostering language learning"
Artinya, interaksi antar manusia (bukan media) adalah cara terbaik untuk mempelajari bahasa. Utamakan aktivitas bercerita, bermain peran, dan berdiskusi daripada hanya menonton video atau mendengar lagu.
2. Pilih Pendekatan Bahasa yang Sesuai dengan Keluarga
Gunakan pendekatan fleksibel agar anak mendapat cukup paparan bahasa setiap harinya.--Peopleimages. com
Terapkan strategi satu orang tua satu bahasa (One Parent, One Language / OPOL) atau tetapkan satu bahasa dominan di rumah. Misalnya, salah satu orang tua bisa berkomunikasi dengan anak sepenuhnya dalam bahasa kedua.
BACA JUGA: Pentingnya Belajar Parenting Sebelum Menikah, Bangun Fondasi Keluarga Bahagia