Bila tidak waspada, kita sering mendengar dalam arena pendidikan maupun masyarakat, ”ini masalah kecil, kita akan selesaikan nanti saja.” Kondisi itulah yang mengancam intelektualitas dan kemajuan bangsa. Saatnya kita harus berusaha untuk memperbaiki keadaan tersebut bersama.
Saat ini kualitas intelektualitas kita diambang kebobrokan, dan bobroknya sistem pendidikan berkontribusi dan memerosotkan kemampuan kognitif. Masyarakat kita lupa berpikir ilmiah. Bahkan, bangsa ini sudah mengesampingkan cara berpikir intelektual untuk mengatasi masalah sehari-hari.
Saat mengajar pada level mahasiswa S-1, baik di institusi militer maupun perguruan tinggi sipil, saya menemukan banyak kesalahan typo, istilah asing apalagi esensi, dan tata naskah penulisan.
Bahkan, di negeri ini budaya kesalahan telah masuk ke ruang DPR dalam penyusunan beberapa undang-undang, khususnya dalam rancangan undang-undang perjanjian antarnegara.
Seyogianya pemerintah tidak hanya mementingkan pertumbuhan ekonomi maupun infrastrukur sehingga sektor pendidikan tergilas, baik sipil dan militer. Maka, itu akan makin memperparah krisis intelektualitas.
Peran penting intelektual dalam masyarakat untuk pengembangan ilmu pengetahuan, bagaimana inovasi dan pemecahan masalah dan kritik sosial yang tajam dan membangun peradaban bangsa, akan menunjukkan betapa penting kehadiran intelektual dalam menunjukkan perubahan positif dalam rangka peningkatan intelektualitas bangsa yang tidak hanya akan menaikan index rating kecerdasan bangsa, akan tetapi juga menyejahterakan kehidupan yang berkeadilan sosial. (*)
*) Salim adalah kepala Pusat Pengkajian Maritim; ketua Dewan Pakar Kesatuan Pelajar, Pemuda, dan Mahasiswa Pesisir Indonesia (KPPMPI); dan kandidat doktor P3SDM Universitas Airlangga