Ketika Aksi Penindakan Imigrasi Membuat Los Angeles Membara, Warga Terkepung Intimidasi Bersenjata

Selasa 10-06-2025,15:22 WIB
Reporter : Doan Widhiandono
Editor : Noor Arief Prasetyo

Aksi demonstrasi di Los Angeles terus meluas. Tanda bahwa ada problem komunikasi antara warga dan pemerintah federal. Ada komunikasi yang enggak nyambung di antara mereka.

ASAP masih menggantung di langit malam Los Angeles ketika polisi memerintahkan massa untuk membubarkan diri dari pusat kota, Minggu, 8 Juni 2025. Di balik kepulan gas air mata, jalan-jalan menjadi medan bentrokan antara demonstran dan pasukan keamanan.

Di beberapa sudut, mobil terbakar. Suara ledakan kembang api bersahut-sahutan dengan teriakan protes.

Kekacauan itu bukanlah sekadar reaksi spontan. Semuanya meledak setelah Presiden Donald Trump mengerahkan pasukan Garda Nasional ke kota terbesar kedua di Amerika Serikat tersebut. Pemicu utamanya: serangkaian penggerebekan imigrasi yang menargetkan warga tanpa dokumen dan anggota geng.

BACA JUGA:Tidak Cukup Garda Nasional, Trump Turunkan Marinir ke Los Angeles

BACA JUGA:Kerusuhan Los Angeles, Polisi Perintahkan Massa Bubarkan Diri, Hindari Risiko Bentrok Warga Sipil dan Tentara

Los Angeles, kota yang dihuni oleh jutaan warga Latino, tersulut amarahnya. Sebab puluhan orang ditangkap dalam operasi yang dilakukan oleh Immigration and Customs Enforcement (ICE).

Namun, keputusan Trump untuk mengirim pasukan Garda Nasional ke California tanpa izin gubernur memperbesar bara menjadi kobaran.

“Anda punya pasukan Garda Nasional dengan senapan besar dan magasin penuh. Mereka berdiri hanya untuk menakut-nakuti warga Amerika agar tidak menggunakan hak Amandemen Pertama kami,” ujar Thomas Henning, salah satu demonstran. “Ini bukan penjagaan. Ini intimidasi,” serunya yang dikutip oleh kantor berita Agence France-Presse.

Gubernur California Gavin Newsom mengecam keras langkah Trump. Ia menyebutnya sebagai pelanggaran serius terhadap kedaulatan negara bagian. Melalui platform X (dulu Twitter), Newsom menulis, “Jangan terpancing oleh Trump. Tetap damai. Kami akan menangkap siapa pun yang membuat kekerasan.”


GRAFITI bertulisan Return the Homies (Kembalikan Kawan Kami) di belakang polisi Los Angeles yang bersiaga di dekat gedung balai kota, 8 Juni 2025.-ETIENNE LAURENT-AFP-

Namun ketegangan makin membesar ketika Presiden Trump sendiri justru menyulut retorika keras. Melalui akun Truth Social, ia menyebut para demonstran sebagai pemberontak"

“TANGKAP SEMUA ORANG BERMASKER SEKARANG! KIRIM PASUKAN!!!!” tulisnya dalam huruf kapital.

Langkah Trump itu, menurut pengamat, mengingatkan pada masa kelam sejarah AS. Kali terakhir seorang presiden mengerahkan Garda Nasional tanpa persetujuan gubernur negara bagian terjadi pada 1965. Itu saat puncak gerakan hak-hak sipil.

Mantan Wakil Presiden Kamala Harris pun bersuara. Ia menyebut tindakan Trump sebagai eskalasi berbahaya yang sengaja memancing kekacauan.

Kategori :