Soal itu, polisi sering tidak terbuka ke wartawan. Atau, kalaupun dijawab, ala kadarnya. Mungkin, polisi beranggapan bahwa jika diungkapkan terperinci, lalu dipublikasi, bisa dijadikan bahan pelajaran bagi penjahat dan calon penjahat. Akibatnya, kualitas kejahatan bakal meningkat. Itu menyulitkan tugas polisi.
Namun, di kasus ini polisi menjawab pertanyaan wartawan soal itu walau sekilas.
AKP Deddi: ”Kami mengumpulkan banyak rekaman CCTV. Terutama di sekitar rumah korban serta rumah pengasuh korban, Riska. Juga, CCTV di beberapa jalan raya. Pada titik-titik tertentu.”
Semua rekaman itu diamati polisi. Tentu tidak gampang. Selain jumlahnya banyak, juga keterangan waktu pada rekaman itu berdurasi cukup lama, tiga hari dari saat bocah hilang sampai ditemukan.
Dilanjut: ”Dari rekaman-rekaman itu kami melihat dan mencurigai tersangka. Kami cocokkan dengan beberapa bukti dan saksi, ternyata cocok. Kemudian, ia kami tangkap.”
Ia tidak menyebutkan lokasi-lokasi CCTV itu. Namun, kata polisi, sosok tersangka terekam CCTV saat naik sepeda yang dilengkapi keranjang di bagian belakang itu. Keranjang itulah yang mencurigakan. (*)