Kepabeanan ASEAN Kumpul di Surabaya, Bahas Efisiensi Pengelolaan Logistik Internasional

Senin 23-06-2025,13:24 WIB
Reporter : Thoriq S Karim
Editor : Thoriq S Karim

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Perwakilan dari institusi kepabeanan negara anggota ASEAN berkumpul di Surabaya. Mereka mengikuti Regional Workshop on Time Release Study (TRS), 18 hingga 19 Juni 2025, lalu.

Workshop tersebut membahas efisiensi pengelolaan logistik internasional, dengan fokus pada penerapan Coordinated Border Management (CBM) dan National Logistics Ecosystem (NLE). 

Permasalahan tersebut dianggap krusial. Sebab, mempengaruhi peningkatan daya saing pelabuhan dan memperlancar arus barang di kawasan Asia Tenggara.

Kegiatan ini diselenggarakan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI, bekerja sama dengan RT4D (Regional Trade for Development), Lembaga Konsultasi bagian dari kerja sama ASEAN-Australia-New Zealand FTZ (AANZ-FTA) dan World Customs Organization (WCO). 

Hadir di acara tersebut, perwakilan dari instansi kepabeanan, operator pelabuhan, pelaku logistik dari berbagai negara ASEAN, serta berbagai delegasi yang mengikuti secara online. 

BACA JUGA:TPS Raih Penghargaan Indonesia DEI & ESG Awards 2025 untuk Program Anti-Korupsi


Sekretaris Perusahaan TPS, Erika Asih Palupi, memberikan plakat cendera mata kepada Kepala Kantor Bea Cukai Tanjung Perak, Dwijanto Wahjudi -Humas PT Terminal Petikemas Surabaya-

Workshop ini mengusung tema Enhancing Cross-Border Cooperation and Efficient Trade Facilitation Through Time Release Study. Tema tersebut menggarisbawahi pentingnya kerja sama lintas batas antarnegara untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi proses kepabeanan.

Time Release Study (TRS), merupakan instumen kunci dalam menganalisis hambatan pada proses logistik. TRS adalah metodologi pengukuran waktu yang diperlukan dari kedatangan barang di pelabuhan hingga keluarnya barang dari kawasan pabean. 

Direktur Teknis Kepabeanan DJBC, Susila Brata menyambut kehadiran peserta pada forum tersebut. Dia juga menyatakan pentingnya TRS dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas border. 

BACA JUGA:SPTP dan TPS Dirikan Bank Sampah, Wujud Program Kolaboratif Peduli Lingkungan

BACA JUGA:Pelindo Peduli, TPS Bagikan Paket Makanan kepada Pengemudi Truk

"Melalui workshop TRS ini, peserta bisa berbagi wawasan untuk menemukan best practice guna menghadapi dinamika perdagangan global," ujarnya. 

Salah satu sorotan utama dalam workshop ini adalah pembahasan Coordinated Border Management (CBM). Yakni suatu konsep yang menekankan pentingnya koordinasi antara berbagai lembaga yang terlibat dalam pengelolaan perbatasan, termasuk bea dan cukai, otoritas pelabuhan, serta instansi terkait lainnya. 

Pendekatan ini, diharapkan mampu menciptakan sistem yang terintegrasi dan efisien. Dengan begitu, pelaku perdagangan lintas batas bisa terlayani dengan baik. 

Pada forum tersebut peserta mengunjungi Terminal Petikemas Surabaya (TPS). TPS yang merupakan salah satu pelabuhan utama di Indonesia.

BACA JUGA:TPS Surabaya Siaga Hadapi Peningkatan Aktivitas Logistik jelang Idulfitri

Anak perusahaan Subholding Pelindo Terminal Petikemas (SPTP), di bawah PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) itu memiliki peran sangat strategis dalam mendukung arus logistik internasional. 

Sekretaris Perusahaan TPS, Erika A. Palupi, menegaskan bahwa pihaknya terus meningkatkan kinerja operasional melalui berbagai inisiatif, termasuk standarisasi, digitalisasi dan integrasi sistem untuk kinerja lebih baik setiap waktu. 

Salah satunya melalui integrasi sistem kepabeanan dengan teknologi pelabuhan. Tujuannya mempercepat proses clearance barang dan mengurangi biaya logistik.

"Pelindo, melalui SPTP dan TPS, berkomitmen untuk mendukung implementasi National Logistics Ecosystem (NLE) dengan membangun infrastruktur yang lebih canggih dan efisien," kata Erika. 

Pihaknya sudah melakukan berbagai inovasi. Seperti pemanfaatan platform digital yang saling terhubung antar instansi dan mempersingkat proses di pelabuhan hingga diterima oleh konsumen dengan tetap memastikan pengawasan atas keamanan barang. 

BACA JUGA:Pelindo Innovation Award, TPS Raih Dua Penghargaan


TPS juga berperan penting dalam meningkatkan efisiensi logistik nasional melalui berbagai langkah strategis. Salah satunya melalui penerapan sistem informasi berbasis teknologi digital. 

Tujuannya mengintegrasikan antar pihak yang terlibat dalam proses logistik. Termasuk otoritas kepabeanan, pengusaha logistik, serta pengelola pelabuhan.

Saat ini, TPS telah mengembangkan berbagai platform digital yang menghubungkan seluruh stakeholder dalam rantai pasok, mulai dari importir, eksportir, hingga lembaga kepabeanan. 

Platform tersebut memungkinkan proses administratif yang lebih cepat, mengurangi pengeluaran biaya logistik. TPS juga memastikan keamanan rantai pasok melalui skrining cargo via XRay dan HicoScan.

TPS  mengelola terminal internasional dan domestik. Arus peti kemas melalui terminal yang dikelola TPS pada 2024 mencapai 1.584.774 TEUs, sedangkan hingga lima bulan pertama 2025 mencapai 632.567 TEUs. (*)

Kategori :