HARIAN DISWAY - Beberapa waktu lalu, Surabaya resmi meluncurkan brand terbarunya pada 31 Mei 2025, bertepatan dengan Hari Jadi ke-732 Kota Surabaya. Brand tersebut berbunyi Surabaya: City of Heroes, menggantikan brand lama Sparkling Surabaya yang telah digunakan hampir dua dekade.
Identitas visual baru Kota Surabaya merepresentasikan semangat kepahlawanan yang terus menyala, keseimbangan budaya, dan tekad untuk terus bergerak maju menuju masa depan yang lebih baik. -@surabaya-Instagram
Di samping brand yang ada, terdapat pula identitas visual berupa tulisan “Surabaya” dengan tipografi yang melambangkan karakter kota dengan budaya tegas dan egaliter. Selain itu, terdapat pula simbol api berwarna kuning yang melambangkan api semangat dari para pendahulu yang yang terus membara. Ini menunjukkan cita-cita Surabaya untuk terus bergerak maju.
Sebagaimana dilansir dari Pemerintah Kota Surabaya, adanya brand baru ini adalah upaya mengangkat kembali semangat kepahlawanan itu, tapi dengan pendekatan yang lebih kontemporer. Brand ini diharapkan menjadi wajah baru Surabaya yang mampu bersaing di kancah internasional, sembari tetap berakar kuat pada jati dirinya sebagai kota pahlawan. Jika kita simak dengan saksama, langkah ini membawa pesan penting tentang arah baru kota ini.
BACA JUGA:Kepabeanan ASEAN Kumpul di Surabaya, Bahas Efisiensi Pengelolaan Logistik Internasional
Frasa City of Heroes alias Kota Pahlawan jelas bukan istilah baru bagi warga Surabaya. Narasi kepahlawanan memang terlanjur melekat kuat dengan kota ini, menegaskan posisi Surabaya yang unik di antara kota-kota lain. Sejarah Surabaya adalah sejarah resiliensi, mulai dari hari jadinya yang diambil dari momen berhasilnya tentara Majapahit mengusir pasukan Mongol pada 1293, sejarah pertempuran 10 November 1945, hingga slogan “Wani!” yang senantiasa dikumandangkan para suporter Persebaya.
Identitas baru "Surabaya: City of Heroes" bukan sekadar simbol visual, melainkan pijakan strategis menuju diplomasi kota yang berkarakter dan berdaya saing global. -@surabaya-Instagram
Dalam kerangka tersebut, brand Surabaya: City of Heroes seharusnya tidak berhenti pada tagline atau identitas visual belaka. Ia perlu diterjemahkan menjadi kebijakan konkret, strategi komunikasi, dan terutama, arah diplomasi kota yang lebih tajam dan berkarakter. Dengan kata lain, ia adalah strategi jangka panjang.
Seperti ditulis Michele Acuto (2021), brand kota adalah simbol kekuatan di era globalisasi. Sementara Keith Dinnie (2011) menyebutnya sebagai strategi menyeluruh untuk mempromosikan keunggulan kota. Artinya, brand harus diikuti dengan langkah konkret.
BACA JUGA:BHP Surabaya Garda Terdepan Pelayanan Hukum Keperdataan Melalui Transformasi Layanan
Apa langkah konkretnya? Pertama, brand ini harus diterjemahkan dengan baik dalam kebijakan publik kota. City of Heroes bukan hanya tentang sejarah, tetapi juga tentang bagaimana nilai kepahlawanan bisa dimaknai ulang di masa kini.
Adanya brand ini sebaiknya tak membuat kita terjebak dalam nostalgia masa lalu, ketika kepahlawanan diartikan sebagai mengangkat senjata. Jika dimaknai demikian, maka narasi-narasi kepahlawanan hanya akan berujung pada hal simbolis dan seremonial belaka. Lebih dari itu, kepahlawanan dalam konteks tata kota modern berarti menyediakan ruang dan pelayanan publik yang berkualitas.
Kedua, brand ini harus menjadi haluan diplomasi kota Surabaya dalam kerja sama internasional. Selama ini, Surabaya telah aktif menjalin hubungan dengan kota-kota seperti Kitakyushu, Busan, dan Liverpool.
BACA JUGA:EastFood & EastPack Surabaya 2025 Resmi Dibuka, Dorong Inovasi Kuliner dan Teknologi Kemasan
Brand City of Heroes bisa menjadi narasi yang menguatkan kerja sama tersebut, yang menunjukkan bahwa Surabaya adalah kota dengan karakter, nilai, dan kontribusi yang bisa ditawarkan kepada dunia. Kepahlawanan ini bisa menjadi corak tema kerja sama Surabaya di masa depan, misalnya dengan berfokus pada masyarakat yang resilien dan inklusif.