Ziarah ke makam leluhur juga menjadi salah satu kegiatan penting di malam Satu Suro. Kegiatan tersebut dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada para pendahulu. Sekaligus sarana untuk merenungkan kehidupan dan kematian.
Masyarakat biasanya membersihkan makam, menaburkan bunga, dan membaca doa-doa untuk mendoakan arwah keluarga yang telah tiada.
Peringatan malam satu suro atau satu muharram di berbagai daerah. -Pinterest-
Selain sebagai bentuk ibadah, ziarah juga menjadi momen untuk menguatkan ikatan spiritual antar generasi.
BACA JUGA:Menyambut Satu Muharram 1446 H, Pemprov Jatim Pecahkan Rekor Pengibaran 10 Ribu Bendera
4. Doa Bersama
Doa bersama di malam Satu Suro umumnya dilakukan di masjid atau musala. Rangkaian acara biasanya dimulai dengan zikir, lalu pembacaan doa akhir tahun dan dilanjutkan dengan doa awal tahun.
Tradisi tersbeut menjadi sarana untuk memohon ampunan atas dosa-dosa di masa lalu dan berharap diberi keberkahan. Serta perlindungan di tahun yang akan datang.
Lebih lanjut, doa bersama juga menciptakan nuansa kebersamaan dan ketenangan spiritual antar sesama.
BACA JUGA:Sandurrellang, Tradisi 1 Muharram di Jember (1): Warga Berzikir di Bhujuk Taka
5. Tirakat
Tirakat adalah bentuk laku spiritual yang dilakukan dengan niat tulus untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.
Bentuk dari tirakat bisa bermacam-macam, antara lain dengan berpuasa, melakukan tapa bisu (tidak berbicara selama periode tertentu), menyendiri di tempat sunyi, atau merenung dalam keheningan malam.
Itulah 5 hal yang biasa dilakukan pada malam 1 suro. Tradisi tersebut telah melekat secara turun-temurun. (*)
*) Mahasiswa Magang dari Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Airlangga.