HARIAN DISWAY - Greysia Polii mendukung pilihan juniornya, Siti Fadia Silva Ramadhanti, baik bermain rangkap maupun fokus di satu sektor. Semua dinilai memiliki catatannya masing-masing.
PBSI memutuskan Fadia hanya akan bermain di sektor ganda putri usai melihat hasil minor enam bulan kebelakangan saat bermain rangkap.
Mantan pemain ganda putri, Greysia Polii menilai keputusan tersebut tepat , apalagi jika membidik Olimpiade Los Angeles 2028 mendatang.
BACA JUGA:Taufik Hidayat Tanggapi Isu Psikolog Pelatnas PBSI: Bukan Solusi Tunggal!
"Saya melihat dengan dia bermain dua sektor, khususnya Fadia sendiri, benefitnya banyak banget. Satu, peningkatan kualitas tenaga, pastinya," kata peraih emas Olimpiade Tokyo bersama Apriyani Rahayu tersebut.
"Saya juga melihat dan mengikuti bagaimana Fadia saat pertandingan ganda putri dan ganda campuran, bagaimana dia back to back main, bagaimana persiapan mental. Nah, itu harus dipaksa pada saat waktu bertanding."
"Inikan persiapan menuju Olimpiade 2028, itu yang kita harus tahu, kapan saatnya fokus sama satu (sektor). Nah, ini memang andilnya pelatih, PBSI, dan atletnya sendiri, mau pilih yang mana? Karena itu datang drai keyakinan diri sendiri."
BACA JUGA:Indonesia Menang! Lanny/Fadia Juara Thailand Masters 2025
BACA JUGA:Diskusi PBSI Periode Fadil Imran: Rekrutmen Atlet hingga Pemain Asing di Sirnas
Greysia menekankan supaya Fadia dapat mengintegrasikan ambisi dan pola pikir supaya tetap seimbang. Jangan sampai ambisi yang berapi-api justru berdampak fatal pada fisik atlet.
"Terutama dalam segi kepribadian, yang harus bisa beradaptasi secepat mungkin. Karena pergantian pemain, pergantian strategi, sekarang menang, besok belum tentu menang. Sekarang kalah, tapi besok belum tentu kalah," ujar Greysia Polii.
Fadia akan melakoni laga pada ajang Japan Open, China Open, dan Kejuaraan Dunia 2025 bertandem dengan Lanny Tria Mayasari.
BACA JUGA:Piala Sudirman 2025: Indonesia Pukul Inggris 5-0, PBSI Evaluasi Ganda Campuran
BACA JUGA:Emas Olimpiade Tidak Hanya dari Bulu Tangkis Lagi, Candra Wijaya: Tidak Boleh Turunkan Standar