Hapus Cap Malas Jalan Kaki, UMM dan Komunitas History Fun Walk Gelar Menapak Sejarah Kolonial

Senin 23-06-2025,09:00 WIB
Reporter : Susi Laksmita Pratiwi*
Editor : Heti Palestina Yunani

HARIAN DISWAY - Jalan kaki kerap dianggap sebagai hal yang melelahkan dan membosankan. Bahkan tak jarang, masyarakat kita dicap sebagai “malas berjalan kaki”.

Akan tetapi, stigma itu seolah patah dalam gelaran History Fun Walk bertajuk MENJARAH Kolonial (Menapak Sejarah Kolonial) yang berlangsung pada Minggu, 22 Juni 2025.

Acara ini digagas oleh mahasiswa Public Relations Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang tergabung dalam kelompok Asterio Creative.

Digelar bekerja sama dengan komunitas History Fun Walk Malang. Keduanya berhasil mengajak masyarakat untuk menjelajahi jejak bangunan kolonial Belanda melalui konsep wisata interaktif berbasis jalan kaki.

MENJARAH Kolonial, kata project manager acara M Taufiqurrahman, merupakan upaya untuk mematahkan stereotip negatif yang melekat pada budaya jalan kaki.

BACA JUGA: Museum Surabaya Raih Juara 2 Kategori Education and History Based Tourism dalam Surabaya Tourism Awards 2025

“Kami ingin menantang pandangan bahwa masyarakat Indonesia malas berjalan kaki. Acara ini justru membuktikan antusiasme masyarakat untuk berjalan jauh demi mengenal sejarah bangsanya,” jelasnya.

Awal Mula History Fun Walk


Pembukaan acara tidak dilakukan dengan pukulan gong atau tepukan mikrofon, melainkan dengan memukul sendok ke gelas.--Istimewa

History Fun Walk Malang adalah komunitas yang lahir dari kecintaan terhadap arsitektur dan sejarah bangunan kolonial di kota Malang.

“Berawal dari ketertarikan kami terhadap bangunan-bangunan sejarah peninggalan kolonial. Sejak itu kami terus melakukan riset dari berbagai sumber, termasuk website di Belanda, lalu membentuk komunitas walking tour ini,” jelas salah seorang founder, Yehezkiel Jefferson Halim.

BACA JUGA: Surabaya ‘Nuit des idées’: Kampung Peneleh Living with History

Komunitas ini terbentuk sejak tahun 2023 dan terus berkembang menjadi ruang alternatif pembelajaran sejarah yang menarik dan menyenangkan.

Kegiatan dimulai sejak pukul enam pagi di Titik Koma Buring, dekat Hotel Shalimar. Menariknya, peserta disambut dengan topi, voucher, dan bitterballen yakni makanan khas Belanda. Suasana pagi itu makin hangat berkat alunan musik akustik dari Joe Ras Bebas.

Pembukaan resmi berlangsung pukul 07.15, ditandai sambutan dari Taufiqurrahman, Wakil Laboratorium Komunikasi UMM Arum Martikasari, Founder History Fun Walk Malang Yehezkiel Jefferson Halim, serta Kartika Chandra Hapsari selaku Marketing Manager The Shalimar Boutique Hotel.

BACA JUGA: Bedhol Pusaka 2025: Prosesi Sakral Ponorogo Mengenang Sejarah dengan Arak Pusaka

Kategori :