Diresmikan oleh pemerintah Chili pada 1949, Si Portillo dikenal karena medan menantang dan alamnya yang syahdu.--Getty Images
Ajang itu bekerja sama dengan kebun anggur ternama Chili. Bagi yang ingin pengalaman ekstrem, tersedia pula tur heli-skiing ke area pegunungan sekitar.
Namun, pada akhirnya, Portillo tetaplah tentang ski dan komunitas. “Hidup di Portillo terjadi di lereng dan ruang bersama hotel. Tempat para tamu berinteraksi satu sama lain dan dengan kami,” ujar Guidera.
BACA JUGA:Eksotika Bukit Sylvia dan Pantai Wae Cicu, Labuan Bajo
“Di tempat ini, persahabatan terjalin. Cinta tumbuh. Beberapa bertunangan dan menikah di sini, bahkan ada yang meminta abunya disebar di Portillo,” tambahnya.
Dalam dunia yang serba cepat dan digital, Portillo adalah oase nostalgia. Tempat ketika waktu seolah berhenti. Dan yang tersisa hanyalah salju, tawa, dan kenangan yang tak terlupakan.
Tak heran jika setiap musim dingin di belahan selatan, para pecinta ski sejati tak pernah absen. Mereka kembali ke rumah kecil mereka di Pegunungan Andes itu. (*)