Pemerintah Hapus Kategori Beras Premium-Medium, Cuma ada Beras Biasa dan Beras Khusus

Jumat 25-07-2025,17:47 WIB
Reporter : Myesha Fatina Rachman*
Editor : Taufiqur Rahman

JAKARTA, HARIAN DISWAY - Pemerintah resmi mengubah klasifikasi penjualan beras yang sebelumnya dibedakan menjadi medium dan premium, kini menjadi beras biasa dan beras khusus. 

Kebijakan ini diumumkan Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) dalam rapat tindak lanjut arahan Presiden terkait manipulasi harga beras dan praktik beras oplosan, pada Jumat, 25 Juli 2025, di Jakarta.

Zulhas menjelaskan, beras khusus akan dikategorikan berdasarkan jenis yang diizinkan pemerintah, seperti beras japonica, basmati, dan ketan, sementara beras biasa akan diatur sepenuhnya oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas).

BACA JUGA:HKTI Jatim Siap Dukung Swasembada Pangan, Bojonegoro Juara Produksi Beras

"Kalau sekarang kita medium-premium, berasnya itu-itu juga. Tapi, ada yang Rp 12.500, ada yang Rp 13.000, ada yang Rp 18.000 karena di kantongnya bagus mengkilat tapi kualitasnya tidak sesuai, itu yang tidak boleh terjadi lagi," tegas Zulhas.

Menurutnya, penghapusan istilah medium dan premium dilakukan menyusul maraknya praktik pengoplosan beras, yakni mencampur beras medium ke dalam kemasan premium dan menjualnya dengan harga tinggi. 

Praktik ini dinilai merugikan konsumen dan menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap kualitas beras di pasaran.

BACA JUGA:Prabowo Ungkap Kerugian Rp100 Triliun dari Kecurangan Beras, Perintahkan Penindakan Tegas

"Melihat pengalaman itu, maka beras nanti kita akan buat hanya satu jenis, beras saja. Beras ya beras," ujarnya.

Zulhas juga menekankan bahwa beras merupakan bahan pokok strategis dalam pemerintahan Presiden Prabowo dan harus dijaga dari praktik yang merugikan rakyat.

Ia meminta semua pihak tidak menjadikan beras sebagai ladang keuntungan pribadi.

BACA JUGA:Prabowo Perintahkan Kapolri dan Jaksa Agung Usut Tuntas Beras Oplosan

Sementara itu, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyatakan bahwa kebijakan baru ini akan diberlakukan dengan satu Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk beras biasa, menggantikan sistem sebelumnya yang membedakan HET medium dan premium.

"Akan satu harga aja, maksudnya maksimum aja. Kalau kemarin kan ada HET medium, HET premium," jelas Arief.

Ia juga menegaskan bahwa kualitas beras di pasaran harus tetap terjaga. Ke depannya, perbedaan harga akan lebih ditentukan oleh brand dan preferensi konsumen, bukan manipulasi kemasan atau tampilan semata.

Kategori :