Mereka yang menjalani quiet luxury cenderung memilih makan di restoran yang tenang, liburan ke destinasi tersembunyi, dan menikmati hiburan yang lebih privat. Seperti membaca atau menonton film berkualitas.
4. Sikap yang Sopan dan Percaya Diri
Tidak perlu membanggakan jumlah penghasilan atau koleksi barang branded. Orang dengan gaya itu biasanya tampil kalem, elegan, dan penuh kepercayaan diri tanpa banyak bicara.
BACA JUGA:6 Starter Pack untuk Tampil Elegan dan Effortless
Cara Menerapkan Quiet Luxury dalam Kehidupan Sehari-Hari
Quiet luxury mengajarkan kita untuk memilih barang dengan sadar dan cermat, bukan mengikuti tren musiman.--unsplash.com.
1. Pilih Warna Netral
Putih, beige, navy, abu-abu, dan coklat tua adalah warna-warna yang tidak hanya mudah dipadupadankan, tapi juga memberi kesan mewah yang tidak mencolok.
2. Investasi pada Barang Berkualitas
Tak perlu punya banyak. Cukup satu tas kulit asli, satu mantel yang tahan lama, atau sepatu timeless yang cocok untuk segala situasi.
BACA JUGA:Look Fresh 24/7, Tips Keren Buat Outfit Clean dan Stylish
3. Kurangi Belanja Impulsif
Quiet luxury mengajarkan kita untuk memilih barang dengan sadar dan cermat. Bukan mengikuti tren musiman.
4. Rawat Barangmu
Orang dengan gaya itu sangat menghargai barang miliknya. Sepatu disimpan rapi, pakaian dirawat dengan dry clean, dan semuanya dijaga agar tahan lama.
BACA JUGA:Tren No Buy Year, Tantangan Hidup Tanpa Belanja Impulsif Selama Setahun
Alasan Quiet Luxury Makin Populer
Munculnya kejenuhan terhadap budaya pamer membuat banyak orang beralih ke konsep yang lebih dewasa dan bijak dalam menunjukkan kelas. Tanpa terlihat haus pengakuan.
Di samping itu, kesadaran akan konsumsi yang lebih berkelanjutan juga berperan. Alih-alih terus membeli barang baru, gaya hidup quiet luxury mendorong kita untuk menghargai yang sudah ada, merawat dengan baik, dan memilih yang terbaik sejak awal.
BACA JUGA:Tren Gaya Hidup Berkelanjutan 2025, Dari Fashion hingga Pilihan Konsumsi
Pada akhirnya, quiet luxury bukan hanya tentang cara berpakaian atau menghias rumah. Tapi juga mencerminkan filosofi hidup. Bahwa yang tenang seringkali justru yang paling kuat. (*)
*) Mahasiswa Magang Prodi Sastra Indonesia, Universitas Negeri Surabaya