Oleh karena itu, penting untuk mulai menciptakan lingkungan sosial yang lebih empatik dan inklusif, sebuah ruang yang tidak menuntut individu mengorbankan jati diri demi validasi, melainkan memungkinkan setiap orang untuk hidup dalam kejujuran dan kenyamanan. (*)
*) Mahasiswa Magang dari Prodi Sastra Inggris Universitas Negeri Surabaya