Saat itu, Hasto menggantikan Tjahjo Kumolo yang masuk ke lembaga eksekutif usai terpilih menjadi menteri dalam negeri.
Posisi Hasto disahkan dalam Kongres IV PDIP yang digelar pada 2015. Tentu, tak ada alasan selain karena Megawati merasa sangat cocok dengan Hasto hingga dipilih sebanyak tiga kali.
Kinerja Hasto bisa diandalkan Megawati. Ia menjadi salah satu sosok penting di balik kemenangan pasangan Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada Pilgub Jakarta 2012.
BACA JUGA:Puan Maharani Tekankan Soliditas dan Kerja Nyata dalam Bimtek Legislator PDIP di Bali
BACA JUGA:Puan Maharani Tekankan Soliditas dan Kerja Nyata dalam Bimtek Legislator PDIP di Bali
Kemudian, pada saat Jokowi memenangkan Pilpres 2014, Hasto juga menjabat sekjen PDIP. Selanjutnya, pada 2019 lalu, Hasto juga disebut menjadi tokoh penting atas kemenangan Jokowi yang kala itu berpasangan dengan Ma'ruf Amin.
Pelantikan Hasto digelar di DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat. Selain Hasto, sejumlah pengurus DPP PDIP lainnya pun turut dilantik. Ada sejumlah perubahan dalam struktural baru tersebut.
Misalnya, Ganjar yang sebelumnya menjabat ketua DPP PDIP Bidang Pemerintah dan Otonomi Daerah, kini menduduki kursi ketua DPP Pemerintahan Desa.
BACA JUGA:Bimtek Nasional PDIP di Bali, Legislator Tak Hanya Belajar tapi Juga Suarakan Aspirasi Daerah
BACA JUGA:329 Legislator PDIP Jatim Ikuti Bimtek Nasional, Said Abdullah: Wujud Komitmen Perjuangan Rakyat
Dua dari empat kursi wakil sekjen yang mendampingi Hasto pun diisi oleh orang-orang baru. Kursi wakil sekjen kerakyatan diisi oleh Sri Rahayu yang sebelumnya menjabat ketua DPP Bidang Kesehatan dan Anak.
Kemudian wakil sekjen internal yang dulu dijabat Utut Adianto, kini diisi oleh Dolfie yang sebelumnya tak menjadi pengurus partai. Sementara Utut mengisi kursi wakil sekjen pemerintahan.
Terakhir, Adian Napitupulu tetap menjabat sebagai wakil sekjen komunikasi sejak diangkat tahun lalu. (*)