SURABAYA, HARIAN DISWAY- Kebijakan penghapusan parkir tepi jalan umum di kawasan Tunjungan menuai keluhan dari pengusaha restoran.
Sejak larangan berlaku penuh 1 Agustus 2025, sejumlah resto mengaku pengunjung berkurang, terutama saat jam makan siang.
Para pengusaha resto pun menyampaikan protes mereka lewat pesan: Save Tunjungan.
Sebetulnya, kebijakan itu diambil pemkot lantaran masyaraka banyak yang mengeluhkan kemacetan saat melintas di kawasan wisata pedestrian di jantung kota itu.
BACA JUGA:Parkir Tepi Jalan Tunjungan Ditiadakan, Warga Bisa Pilih 7 Titik Parkir Ini
BACA JUGA:Jukir Liar Kuasai Jalan Tunjungan, 13 Orang Diciduk dalam Razia Malam
Tiny, salah satu pemilik resto di Tunjungan, menyebut banyak tamu yang datang mengeluh soal parkir. ”Terutama yang menggunakan mobil,” katanyi.
Lokasi parkir yang disediakan pemkot jauh dari lokasi restonya. Kondisi itulah yang disayangkan oleh Tiny.
Sebab, dia sebenarnya memilih membuka usaha di Tunjungan lantaran akses itu. Di tengah kota dan memiliki privilege lahan parkir di depan toko.”Yang tentu memudahkan pengunjung,” paparnya.
Sejak diberlakukan larangan parkir tepi jalan, Tiny mengeluhkan menurutnya jumlah kunjungan. Terutama selama jam-jam makan siang. Yang semula ramai, kini menjadi sepi.
BACA JUGA:Parkir Tepi Jalan Tunjungan Ditiadakan, Warga Bisa Pilih 7 Titik Parkir Ini
BACA JUGA:Larangan Parkir Jalan Tunjungan Berlaku Permanen, Kini Ramah Pejalan Kaki
Sementara itu, Wali Kota Eri Cahyadi menilai kebijakan pemkot menghapus parkir jalan umum di Tunjungan sudah tepat. ”Tidak semua sepi,” katanya menanggapi keluhan pengusaha.
Tunjungan sampai saat ini masih tetap ramai. Bahkan, kebijakan itu akan menguntungkan pemilik resto. Karena tata tempatnya menjadi lebih rapi dan indah dipandang mata.
Politikus PDIP itu menyebut bahwa parkir tepi jalan umum saat ini bukan pengaruh signifikan terkait turunnya omset pedagang.