Nasionalisme di Era Digital Disruptif

Rabu 10-09-2025,23:55 WIB
Oleh: Irwan Dwi Arianto*

Nasionalisme akan kehilangan daya jika hanya dipahami sebagai retorika top-down. Tetapi, nasionalisme akan menemukan kembali maknanya bila dijalankan sebagai energi kolektif yang mendengar, mengakui, dan merangkul aspirasi masyarakat digital. 

Karena itulah, public sphere digital tidak boleh dibungkam, ditutup, atau diblokir hanya karena perbedaan pandangan. Sebaliknya, ruang itu harus dibaca dan dipetakan secara ilmiah melalui analisis komunikasi big data. 

Dengan pendekatan itu, aspirasi publik digital dapat dipahami secara lebih objektif, cepat, dan tepat sehingga pemerintah terhindar dari kebijakan yang keliru dan masyarakat memperoleh kanal dialog yang sehat. 

Pemerintah, akademisi, dan masyarakat perlu bersinergi merawat ruang digital sebagai public sphere yang sehat. Dengan riset big data, literasi digital, dan dialog inklusif, nasionalisme di era digital dapat benar-benar menjadi kekuatan pemersatu, bukan pemecah. (*)

*) Irwan Dwi Arianto adalah kepala Laboratorium Integrated Digital – FISIBPOL, Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.

 

 

 

Kategori :