Warisan Habibie

Kamis 11-09-2025,04:33 WIB
Reporter : Taufik Lamade
Editor : Yusuf Ridho

TANGGAL hari ini, 11 September 2025, enam tahun lalu, B.J. Habibie meninggalkan kita semua. Ia menjadi presiden paling singkat menjabat, tapi mewariskan pelajaran yang sangat relevan saat negara mencari pintu dari kesulitan ekonomi.

Perasaan Habibie seperti ayah yang  kehilangan anak kesayangan. Begitu naik jadi presiden, menggantikan Soeharto, langsung mendapat tekanan dari IMF. Indonesia harus menghentikan sejumlah proyek raksasa, termasuk proyek IPTN, industri pesawat terbang di Bandung. 

Semua orang tahu, IPTN adalah bayi yang lahir dari tangan Habibie. Banyak yang menduga mantan menristek itu akan mempertahankan proyek ikonik yang identik dengan dirinya. Sebagai presiden, ia tentu saja bisa mempertahankan dengan berbagai cara.

BACA JUGA:KPK Periksa Anak BJ Habibie, Ilham Akbar, Terkait Kasus Korupsi Bank BJB

BACA JUGA:Mengupas Buku Biografi B.J. Habibie: Dari Parepare, Jerman, hingga Istana Negara

Bertahun-tahun ia belajar teknik penerbangan di Jerman. Menjadi salah seorang mahasiswa genius di negeri gudangnya para genius. Pulang ke tanah air. Mewujudkan keilmuwanannya, jadi IPTN.

Mengapa, justru saat menjadi orang nomor satu di negeri ini, ia bersedia menutup IPTN? Seperti membunuh anaknya sendiri.

Belasan tahun kemudian, setelah jauh dari istana, Habibie buka suara. Ia bersedia mengikuti perjanjian IMF dan Soeharto itu karena memburuknya ekonomi. ”Orang antre makanan banyak, PHK banyak. Itu lebih penting daripada pesawat itu (IPTN). Jadi, saya ngalah dulu untuk menang,” ujar Habibie saat di acara Mata Najwa.

BACA JUGA:Wisma Habibie Ainun Akan Dibuka untuk Umum Mulai Februari 2025

BACA JUGA:Hadiri Desak Anies Di Gorontalo, Anies Baswedan Pakai Kaus Kutipan B.J. Habibie

Hampir semua presiden punya proyek ikonik yang ingin jadi legasi. Jokowi juga mempunyai proyek yang identik dengan dirinya: pembangunan IKN di Kalimantan Timur. Desain awal, proyek keroyokan investor. 

Ketika investor tidak nongol-nongol, Jokowi menyuntik dengan APBN. Padahal, APBN lagi sulit-sulitnya setelah digerogoti pendemi. Tapi, Jokowi nekat IKN harus jalan, yang hingga kini menjadi beban APBN. 

Sekarang pun, Presiden Prabowo Subianto sedang mempertahankan ikonnya. Proyek MBG (Makan bergizi Gratis) menjadi menu wajib APBN. Untuk 2026, anggaran tembus Rp335 triliun. Mata anggaran yang tak pernah ada di presiden sebelumnya menjadi barang yang tak boleh diutak-atik.

Proyek orisinal Prabowo itu memunculkan transaksional antara masyarakat dan pemerintah makin berat. Demi MBG, aliran dana ke daerah berkurang. Itulah yang memicu para raja kecil di daerah menaikkan pajak bumi dan bangunan. Muncul kerusuhan Pati.

Belum lagi, pemerintah pusat makin kreatif menemukan pajak baru.

Kategori :