Ada 300-an peserta dari berbagai daerah di Indonesia yang mengukti Persebaya Talent Audition-Sahirol Layeli-Harian Disway
Di sana juga, siapa pun bisa mendaftar tanpa biaya. Seleksi dilakukan secara transparan, dan jika lolos, peserta berpotensi langsung masuk ke ekosistem Elite Tootball, tanpa membayar sepeser pun.
Menurut Ganesha, mengutip pernyataan Azrul Ananda, dua dunia itu harus berjalan beriringan. "Grassroot memperluas partisipasi, dan partisipasi itulah yang nanti akan membiayai prestasi," jelasnya.
Artinya, pendapatan dari program grassroots digunakan untuk mendukung program elite yang non-komersial. Model itu menjadikan Persebaya sebagai salah satu klub paling progresif di Indonesia dalam hal pembinaan usia muda.
Bagi publik yang ingin tahu lebih jauh, semua informasi program pembinaan bisa diakses lewat Instagram @persebayafuturelab.
Dari sana, mimpi menjadi pemain Persebaya bukan lagi milik yang mampu bayar, tapi milik siapa pun yang punya nyali, bakat, dan semangat juang tinggi. (*)