HARIAN DISWAY - Ada satu nama yang begitu ikonik ketika kita membicarakan sejarah industri gim: Konami.
Dari ruang kecil di Osaka hingga menjadi salah satu raksasa hiburan dunia. Perjalanan Konami ibarat roller coaster. Berjaya, berinovasi, kemudian pada akhirnya runtuh.
Konami didirikan pada 1969 oleh Kagemasa Kozuki. Awalnya bukan sebuah perusahaan gim. Melainkan penyedia mesin jukebox.
BACA JUGA:Bloober Team dan Konami Kembali Berkolaborasi, Umumkan Proyek Baru Berbasis IP
Namun, perlahan mereka melirik bisnis hiburan lain. Tahun 1970-an menjadi masa peralihan. Konami mulai mengembangkan gim arcade.
Dari situlah dunia mengenal nama itu. Misalnya, lewat gim-gim klasik seperti Frogger dan Scramble. Suara khas mesin arcade Konami menggema di pusat-pusat permainan dunia.
Memasuki era 1980-an dan 1990-an, kejayaan Konami kian meroket. Gim legendaris lahir satu per satu. Seperti Contra, Castlevania, dan tentu saja Metal Gear.
BACA JUGA:Konami Bakal Rilis Remake Silent Hill 2 untuk PS5 dan PC, Ini Fokus Upgrade-nya
Nama Hideo Kojima kemudian menjadi salah satu ikon industri. Kepopuleran itu didapat berkat platform yang diberikan Konami.
PES atau Pro Evolution Soccer merupakan game legendaris konami yang digandrungi pemuda kala itu. --luis-henwood
Tidak hanya berhenti di situ, Konami juga mencetak sukses lewat Silent Hill, seri horor psikologis. Gim itu hingga kini masih dianggap salah satu yang terbaik dalam sejarah.
Tak hanya soal gim konsol. Konami juga piawai merajai pasar arcade dan olahraga. Pro Evolution Soccer (PES) menjadi bukti bagaimana Konami merajai dunia sepak bola virtual.
BACA JUGA:Kilas Balik Metal Gear Solid 3, Konami Ungkap Trailer Remake di Tokyo Game Show
Generasi 2000-an diwarnai pertarungan sengit antara PES dan FIFA. Dua raksasa yang saling berebut hati gamer.
Di banyak negara, terutama Asia dan Amerika Latin, PES begitu populer. Persewaan konsol dipenuhi anak muda yang bertanding menggunakan tim favoritnya.