BGN Tutup Operasi SPPG di Gunungkidul Imbas Temuan Bakteri Penyebab Keracunan MBG

Senin 29-09-2025,14:17 WIB
Reporter : Lolyn Vanika*
Editor : Noor Arief Prasetyo

GUNUNGKIDUL, HARIAN DISWAY - Operasional salah satu Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang berlokasi di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), resmi diberhentikan oleh Badan Gizi Nasional (BGN). Langkah ini diambil setelah muncul dugaan kasus keracunan yang dialami sejumlah pelajar usai mengonsumsi makanan bergizi gratis (MBG) dari fasilitas tersebut.

Keputusan penghentian dituangkan dalam surat resmi bernomor 537/D.TWS/09/2025, tertanggal 27 September 2025. Surat tersebut berisi perihal Pemberhentian Operasional SPPG Sumberejo, Semim, Gunungkidul dan ditandatangani oleh Deputi Bidang Pemantauan dan Pengawasan, Direktur Pemantauan dan Pengawasan Wilayah II BGN, Albertus Dony Dewantoro.

Dalam dokumen itu dijelaskan bahwa pemberhentian sementara dilakukan setelah adanya laporan dari Kepala SPPG Sumberejo, Semim, Gunungkidul melalui Kepala Regional DIY mengenai dugaan keracunan yang terjadi pada 15 September 2025.

Menindaklanjuti laporan tersebut, BGN melakukan investigasi awal di lapangan serta menerima laporan pendukung dari pihak regional.

BACA JUGA:Prabowo Panggil Kepala BGN, Berikan 4 Instruksi Atasi Keracunan MBG

BACA JUGA:Pemerintah Wajibkan Semua Dapur MBG Punya Sertifikan Higienis dalam Waktu 1 Bulan

"Sehubungan dasar tersebut di atas, dalam rangka investigasi dan menunggu hasil pemeriksaan laboratorium dari Dinas Kesehatan dan BPOM, untuk sementara SPPG Gunungkidul Semin Sumberejo dihentikan operasionalnya sampai batas waktu yang tidak ditentukan," demikian kutipan surat yang beredar pada Senin, 29 September 2025.

Surat tersebut juga ditembuskan kepada sejumlah pejabat internal BGN, antara lain Kepala Badan Gizi Nasional, Wakil Kepala Badan Gizi Nasional, Sekretaris Utama, Inspektorat Utama, serta para deputi yang membidangi pengawasan.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Ismono, turut memberikan penjelasan mengenai hasil uji laboratorium.

Menurutnya, pemeriksaan dilakukan terhadap sisa makanan dan muntahan siswa yang sebelumnya mengonsumsi MBG. Dari hasil analisis, terdeteksi tiga jenis mikroorganisme berbahaya yang memicu keracunan.

BACA JUGA:Pemerintah Tutup Sementara Dapur MBG Bermasalah Pasca Lonjakan Kasus Keracunan

BACA JUGA:DPR Kritik Wakil Kepala BGN: Menangis Saja Tak Cukup Atasi Kasus Keracunan Massal MBG

Ia merinci, bakteri Klebsiella pneumoniae ditemukan pada berbagai sampel, termasuk nasi, telur saus mentega, brokoli, wortel rebus, semangka, hingga muntahan siswa. Bakteri ini diduga masuk melalui bahan pangan yang tidak dicuci dengan benar atau akibat penggunaan air yang telah terkontaminasi.

Selain itu, uji laboratorium juga mendeteksi adanya bakteri Staphylococcus aureus pada sampel buah semangka dan muntahan siswa.

Kontaminasi bakteri tersebut berpotensi menyebabkan gejala seperti mual, muntah, diare, sakit perut, hingga rasa lelah berlebihan. Dugaan sementara, kontaminasi terjadi karena pengolahan makanan yang tidak memenuhi standar higienis.

Kategori :