Para jurnalis peserta program China International Press Communication Center (CIPCC) tidak hanya menikmati panorama elok Guilin. Mendarat dari kapal yang menyusuri Sungai Li (Li Jiang), kami tiba di Yangshuo. Katanya, itu tempat paling indah di Guilin. Padahal, katanya lagi, gunung dan sungai di Guilin adalah yang paling indah di kolong langit…
JUMAT siang, 19 September 2025, dermaga Shuidongmen di Yangshuo terasa riuh. Perahu yang kami tumpangi setelah lima jam menyusuri Sungai Li akhirnya merapat.
Ya, sebelumnya, perjalanan panjang itu menghadirkan panorama khas Guilin: tebing karst seperti barisan tirai, kabut tipis yang menggantung, hingga nelayan tua dengan perahu kecil. Gambaran klasik Tiongkok yang selama ini hanya bisa dilihat di lukisan tinta. Tapi, jadi nyata di depan mata.
Namun perjalanan belum selesai. Dari dermaga, langkah membawa kami menuju West Street. Itulah nadi kehidupan sekaligus wajah internasional Yangshuo.
BACA JUGA:Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (37): 泛舟漓江,如梦似幻
West Street, atau Xi Jie, adalah jalan tertua di Yangshuo. Sejarahnya dimulai sejak Dinasti Sui, sekitar tahun 590 M. Usianya lebih dari 1.400 tahun.
Panjangnya kini sekitar 517–800 meter. Lebarnya sekira 8 meter. Batu-batu yang menghampar sebagai lantai jalan dingin di hari sore yang panas dan gerah itu.
Jalan itu terasa mengilap. Ratusan ribu kaki turis melintasinya tiap tahun. Bangunan di kiri kanan tetap mempertahankan arsitektur Ming dan Qing. Dinding putih, atap melengkung, beberapa menampilkan jendela kayu dengan ukiran klasik.
Siang itu, jalan penuh dengan warna. Pedagang mengipasi wajan berisi ikan sungai. Aroma gurihnya menyeruak. Seorang gadis berpakaian tradisional menari di tengah jalan. Sementara turis asing berjalan pelan menyusuri deretan toko yang menjual aneka penganan dan cenderamata.
SUASANA WEST STREET, jalan kuno di Yangshou yang sudah berusia lebih dari 1.400 tahun.-Doan Widhiandono-
Di jalan itu, masa lalu dan masa kini tidak saling mengganggu. Justru berpadu.
Tidak berlebihan bila sejak 1980-an West Street dijuluki “foreigners’ street.” Banyak pelancong asing singgah. Sesekali, percakapan dalam bahasa Inggris, Prancis, atau Jerman terdengar.
Dari West Street, perjalanan berlanjut ke Yulong Village, gerbang menuju Sungai Yulong. Sungai itu membentang sekitar 35–43 kilometer. Anak Sungai Li yang lebih kecil namun lebih kalem.
Namun Yangshuo tidak berhenti pada panorama alam dan jejak sejarah. Modernitas hadir lewat sentuhan halus. Salah satunya ada di Guilin Yangshuo Music Village Homestay Hotel. Baru dibuka tahun 2025.