HARIAN DISWAY - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) mengangkat UMKM ikan di Tangerang Selatan, memicu lonjakan produksi dan perekrutan tenaga kerja.
Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Khusus Tangerang Selatan Nindy Sabrina menyebut pihaknya membuka pintu lebar bagi UMKM lokal untuk ikut terlibat.
BACA JUGA:Pakar Kebijakan Publik Unesa Soroti MBG, Antara Harapan dan Realita!
Saat ini, ada sekitar 15-20 UMKM yang menjadi pemasok bahan baku, mulai dari ikan, ayam, telur, hingga sayuran dan buah.
“Semua UMKM bisa datang ke sini, bisa mengetuk pintu. Silakan ajukan penawaran sesuai spesifikasi. Selama kualitas sesuai dan harganya masuk, pasti bisa kami terima,” jelasnya.
BACA JUGA:Belum Ada Keracunan MBG di Surabaya: Eri Cahyadi Bentuk Satgas, Wajibkan Sertifikat untuk Dapur
Lonjakan permintaan dapur MBG tak hanya berdampak pada para pelaku UMKM, tapi juga menggerakkan roda ekonomi di lapisan bawah.
Hal ini dikarenakan kebutuhan harian dapur MBG sangat besar. “Daging ayam saja sehari bisa 300-400 kilogram. Belum lagi beras, ikan, dan sayuran,” sebut Nindy.
Menurutnya, efeknya berantai. UMKM yang menjadi pemasok turut mempekerjakan tenaga kerja lokal, dan di balik mereka ada petani, peternak, serta nelayan yang ikut terdampak. “Jadi, banyak sekali masyarakat yang terdampak,” tambahnya.
BACA JUGA:Puan Desak Evaluasi Total Program MBG agar Tak Rugikan Penerima Manfaat
BACA JUGA:Maraknya Kasus MBG Harus Jadi Pelajaran Bagi Pengelola di Kabupaten Madiun
Atas komitmen melibatkan pelaku usaha kecil dan menengah dalam rantai pasok MBG, SPPG Khusus Tangerang Selatan diganjar penghargaan sebagai “SPPG Ramah UMKM”.
Pengakuan ini memperkuat posisi Tangerang Selatan sebagai model kolaborasi antara program sosial dan pemberdayaan ekonomi lokal.
Salah satu UMKM yang merasakan dampak langsung adalah usaha milik Ifta Bintan.
Sejak dipercaya sebagai pemasok ikan segar untuk dapur MBG di SPPG Khusus Tangerang Selatan, usahanya mengalami lonjakan pesat.