Polisi juga telah membagi data korban dalam tiga klaster: santri, pengurus pesantren, dan pekerja bangunan. Pendataan ini penting untuk memastikan semua orang yang hilang dapat teridentifikasi.
BACA JUGA:Sejarah Ponpes Al-Khoziny, Berusia Satu Abad, Jadi Saksi Duka Sidoarjo
BACA JUGA:Runtuhnya Musala Ponpes Al-Khoziny: Pondasi Bangunan Tua yang Dipaksa Untuk Bangunan Bertingkat
Fokus Utama: Evakuasi & Investigasi Teknis
Dengan tragedi ini, penyelidikan secara alami mengarah pada kualitas pembangunan dan manajemen proyek renovasi. Namun, Kapolda menegaskan bahwa penegakan hukum akan mengikuti temuan dari tim ahli.
“Semua data sudah kami dokumentasikan. Setelah evakuasi selesai, kami akan telusuri detail pekerjaan konstruksi yang sedang berjalan sebelum musibah terjadi,” pungkas Nanang.
Masyarakat masih menanti jawaban pasti atas tragedi yang menewaskan santri dan pekerja ini.
Namun satu hal yang jelas: kepastian hukum dan keamanan bangunan publik menjadi sorotan utama pasca-tragedi Al Khoziny. (*)