Kontrak Rodri di Manchester City berlaku hingga 2027. Berarti, pada musim panas 2026, ia memasuki tahun terakhir. Momentum yang kerap menentukan masa depan seorang pemain bintang.
Jika tak diperpanjang, City akan kehilangan daya tawar dalam negosiasi transfer. Real Madrid, seperti biasa, tahu kapan harus menyerang pada waktu yang tepat.
Menurut laporan dari El Mundo Deportivo dan beberapa media Inggris, Los Blancos (sebutan Real Madrid) kembali memantau situasi sang gelandang dan mulai menyusun rencana serius untuk mendatangkannya pada 2026.
BACA JUGA:Rodri Cedera Lutut Berulang: Pukulan Telak Bagi Ambisi Manchester City!
BACA JUGA:Manchester City Tumbang dari Brighton Saat Rodri Comeback: Aku Bukan Messi
Florentino Perez bahkan disebut siap menyiapkan tawaran besar senilai EUR130–150 juta, atau setara Rp2,5 - 2,9 triliun, untuk mengamankan tanda tangan Rodri. Angka yang bisa menjadi salah satu transfer termahal dalam sejarah sepak bola.
Bagi City, keputusan itu tentu tidak mudah. Presiden klub, Khaldoon Al-Mubarak, dikabarkan sangat ingin mempertahankan Rodri dengan menawarkan perpanjangan kontrak plus kenaikan gaji besar.
Namun dari sudut pandang Madrid, transfer itu masuk akal secara ekonomi dan taktikal. Pada 2026, Rodri berusia 30 tahun, usia ideal untuk seorang gelandang jangkar yang sudah matang. Berpengalaman di level tertinggi, dan siap memimpin generasi baru.
Dengan sisa kontrak setahun, harga jualnya pun berpotensi lebih rendah dibanding nilai puncaknya.
BACA JUGA:Strategi Transfer Real Madrid 2026: Konate Gratis, Panggil Pulang Nico Paz
BACA JUGA:Kairat vs Real Madrid 0-5, Hattrick Kylian Mbappe Warnai Pesta Gol Los Blancos
Rodri, Kunci Xabi Alonso dan Era Baru Madrid
Gelandang Man City, Rodri, kembali menjadi starter saat melawan Brighton di pekan ketiga Liga Primer Inggris, 31 Agustus 2025--instagram @mancity
Satu alasan lain mengapa Rodri begitu penting bagi proyek masa depan Madrid adalah kesesuaian gaya bermainnya dengan filosofi Xabi Alonso.
Sang pelatih baru Los Blancos dikenal mengandalkan gelandang bertahan yang tidak hanya kuat dalam bertahan. Tetapi juga menjadi penggerak utama dalam membangun serangan.
Saat memimpin Bayer Leverkusen menjuarai Bundesliga 2024/25, Alonso menempatkan Granit Xhaka sebagai poros utama yang menstabilkan permainan sekaligus berkontribusi mencetak gol dan mengatur distribusi bola.
Dalam konteks Madrid, Rodri bisa menjadi versi "superior" dari peran itu. Lebih besar, lebih dinamis, dan lebih cerdas dalam membaca permainan.