Hal itu membuat banyak penggemar yakin bahwa Typhoon Family bukan hanya drama tentang krisis finansial. Tapi juga tentang dua orang yang tumbuh bersama di tengah badai kehidupan.
2. Styling 1990-an yang Autentik
5 fakta Typhoon Family, Junho 2PM dan Kim Min Ha pamer chemistry maksimal. Foto: Kim Min Ha (kanan) dan rekan-rekan kerjanya mengenakan fashion dan tatanan rambut khas 90-an akhir.-tvN-
Tim tata rias dan kostum Typhoon Family melakukan riset mendalam untuk menciptakan suasana akhir 1990-an yang autentik. Semua baju, gaya rambut (terutama artis perempuan), dan make-up disesuaikan dengan style yang ngetren di zaman itu.
BACA JUGA:5 Pemeran Drakor Would You Marry Me, Chemistry Choi Woo Shik dan Jung So Min Bikin Baper!
BACA JUGA:Sinopsis Drakor Would You Marry Me, Choi Woo Shik dan Jung So Min Terlibat Kawin Kontrak
Lee Junho tampil dengan gaya khas masa itu. Jaket kulit oversized, jeans high-waist, kacamata hitam lebar, hingga potongan rambut bergelombang yang mengingatkan pada ikon fashion Korea era 1997.
Sementara Kim Min-Ha tampil sederhana namun elegan. Dengan blouse atau cardigan dengan warna mencolok (seperti hijau terang atau biru) dan rok pensil dengan sentuhan retro.
Netizen Korea ramai membahas gaya Junho di drama ini. Banyak yang bilang penampilannya mirip dengan Rain atau Bae Yong-joon muda, ikon drama romantis 90-an.
Selain nostalgia visual, pemilihan busana juga punya makna simbolis. Pakaian Junho yang awalnya mewah perlahan berubah lebih sederhana seiring peralihan karakter Tae-poong dari anak orang kaya menjadi sosok tangguh yang harus berjuang.
BACA JUGA:Sinopsis Drakor Genie, Make a Wish, Kim Woo Bin dan Suzy Reuni Setelah 9 Tahun
BACA JUGA:6 Pemeran Drakor Genie, Make a Wish: Kim Woo Bin Jadi Jin Usil
3. Setting Jadul dan Detail Produksi
5 fakta Typhoon Family, Junho 2PM dan Kim Min Ha pamer chemistry maksimal. Foto: Junho (kanan) dalam salah satu adegan yang menunjukkan suasana kantor yang sangat jadul.-tvN-
Typhoon Family digarap dengan tingkat perhatian terhadap detail yang luar biasa. Tim produksi menggunakan properti asli dari tahun 1990-an. Misalnya mesin fax, komputer tabung, telepon kabel spiral, dan keyboard besar yang identik dengan suasana kantor lawas.
Interior di kantor Taepoong dibuat sedetail mungkin. Tidak ada meja marmer mengkilat dengan pinggiran bersepuh emas yang mahal. Sebaliknya, meja kayu tua, lemari arsip berdebu, hingga mesin faksimili asli menambah kesan autentik.
Bahkan wallpaper ruangan, warna cat tembok, dan pencahayaan dibuat sedikit kusam agar menggambarkan kondisi perusahaan yang tertekan akibat krisis ekonomi. Semua itu menciptakan pengalaman visual yang imersif bagi penonton.
Selain properti, penggunaan dialek dan gaya bicara khas era itu juga dipertahankan. Kim Min Ha, misalnya, berlatih menggunakan intonasi Seoul tahun 90-an yang lebih cepat dan formal.