Job Hugging vs Job Hopping: Paradigma Karier di Tengah Krisis Ekonomi

Senin 13-10-2025,23:15 WIB
Oleh: Bagus Suminar*

Kita juga harus yakin dan sadar bahwa dunia kerja tidak lagi sama seperti dulu. Totally different! Jabatan bukan jaminan dan loyalitas tidak selalu sebanding dengan kepastian. 

Yang membuat seseorang bertahan bukan kontrak kerja, melainkan relevansi diri. Mereka yang bisa terus beradaptasi, memperbarui keterampilan, dan membaca arah industri akan tetap punya tempat di masa depan. 

Kadang yang kita butuhkan bukan pekerjaan baru, melainkan cara baru dalam bekerja. Bukan pindah kantor, melainkan memperbarui pola pikir. Bukan promosi, melainkan rasa ”menjadi berarti” atas apa yang dilakukan. Saat seseorang merasa punya makna, merasa punya manfaat, rutinitas bisa terasa segar kembali.

Bertahan atau berpindah bukan soal benar atau salah. Semuanya oke bila disikapi dengan rasional. Keduanya bisa menjadi strategi, bergantung bagaimana kita menafsirkan situasi. 

Yang penting adalah kesadaran: apakah keputusan itu membuat kita tumbuh atau stagnan? Karier sejati bukan tentang seberapa cepat naik, tetapi seberapa dalam kita belajar di setiap langkah. 

Job hugging dan job hopping hanyalah dua sisi dari perjalanan karier yang sama. Satu menawarkan rasa aman, satu menawarkan ruang baru. Yang paling ideal adalah menemukan titik tengah: kita bisa merasa tenang, tetapi tetap berkembang. 

Sebab, pada akhirnya, dunia kerja akan terus berubah. Dan, yang mampu bertahan bukan yang paling kuat, melainkan yang mau belajar, siap beradaptasi terus menerus. Stay relevant! (*)

*) Bagus Suminar adalah wakil ketua ICMI Jatim dan pemerhati mutu pendidikan.

 

Kategori :