Mengingat sejarah pangan bukan sekadar mengenang masa sulit. Ini juga tentang belajar bagaimana manusia beradaptasi dan berinovasi.
Setiap kemajuan di bidang pangan lahir dari krisis, dan setiap krisis memunculkan cara baru untuk bertahan.
World Food Day 2025 menjadi pengingat bahwa ketahanan pangan adalah tanggung jawab bersama. Bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga masyarakat, konsumen, dan generasi muda.
BACA JUGA:Comfort Food, Hidangan yang Selalu Bikin Rindu Rumah
BACA JUGA:Ragam Rasa dan Cerita di Balik Makanan Fermentasi dari Berbagai Negara
Langkah Menuju Masa Depan
KEANEKARAGAMAN pangan menekankan pentingnya berbagai jenis makanan untuk kesehatan dan ketahanan pangan global-freepik-
FAO merayakan ulang tahun ke-80 dengan pameran From Seeds to Foods di Roma. Pameran ini menampilkan perjalanan pangan dunia dari benih hingga ke meja makan.
Indonesia ikut serta menampilkan kekayaan pangan lokal seperti tempe, sagu, dan beras merah.
Kehadiran Indonesia di sana menunjukkan bahwa keanekaragaman pangan bisa menjadi solusi untuk masa depan yang berkelanjutan.
Arah Baru Dunia Pangan
World Food Day 2025 mengajak semua pihak bergandengan tangan membangun masa depan tanpa kelaparan. Perubahan iklim, perang, dan krisis ekonomi memang menjadi tantangan besar.
BACA JUGA:5 Jenis Keju Unik dari Berbagai Negara, Ada yang Mengandung Belatung hingga Emas
BACA JUGA:Pasta Homemade, Kreativitas Kuliner yang Jadi Gaya Hidup
Namun, sejarah sudah membuktikan bahwa manusia mampu bertahan dan beradaptasi. Selama dunia mau bekerja sama, tidak ada alasan bagi siapa pun untuk kelaparan.
Dari biji kecil yang tumbuh di ladang hingga makanan di piring kita, semuanya adalah hasil kerja keras panjang manusia. Dan World Food Day 2025 mengingatkan, perjuangan itu belum berakhir. (*)
*) Mahasiswa magang dari Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya