Ibu dari korban, SKY (48), yang merupakan seorang dosen dan berdomisili di Denpasar, mengungkapkan bahwa perilaku anaknya berubah dalam beberapa bulan terakhir.
“Sejak lima bulan lalu, saya sudah merasa ada yang berbeda. Kadang anak saya jalan kaki ke kampus sendirian, terlihat murung,” ujar SKY saat ditemui di rumah duka.
Meski begitu, pihak keluarga mengaku tidak pernah membawa korban untuk konsultasi guna mendapatkan bantuan psikologis.
BACA JUGA:Self-Care sebagai Upaya Mencegah Risiko Bunuh Diri
Pihak keluarga juga telah mengikhlaskan kepergian korban dan memutuskan untuk tidak melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwajib.
“Kami menerima musibah ini dengan ikhlas. Surat pernyataan keluarga sudah kami buat,” kata SKY.
Jenazah Timothy telah di kremasi di Kremotarium Mumbul pada Jum’at, 17 Oktober 2025, dan disemayamkan di RSAD Denpasar.
BACA JUGA:Kasus Pembunuhan Diplomat ADP, Keluarga Tuntut Kepolisian Gelar Perkara
Sampai saat ini, pihak berwenang belum memastikan dan masih menyelidiki apakah korban terjatuh secara tidak sengaja atau melompat dengan sengaja.
Barang-barang pribadi korban seperti tas, dompet, dan sepatu juga telah diserahkan kepada keluarga. Sementara pihak kampus dan kepolisian masih akan terus menelusuri kronologi lengkap insiden tersebut. (*)
*) Mahasiswa magang dari Prodi Sastra Indonesia Universitas Negeri Surabaya
Disclaimer:
Berita ini memuat kisah tentang tindakan bunuh diri. Kami menayangkannya dengan tujuan edukatif dan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental, bukan untuk menormalisasi tindakan tersebut.
Jika Anda sedang mengalami tekanan, stres berat, atau pikiran untuk mengakhiri hidup, ketahuilah bahwa bantuan tersedia dan Anda tidak sendirian.
Hubungi layanan Sejiwa 119 ext 8, atau konsultasikan dengan tenaga kesehatan dan psikolog profesional.