Mereka akan melihat langsung kondisi bawah. "Kita coba cek lagi. Kalau teman-teman ITS nyatakan aman, nanti kita menyelam," kata Irvan.
Tujuannya, mencari tahu apakah ada retakan, pipa bocor, atau akumulasi gas yang berpotensi membesar. Sekalian bersihkan sedimen jika perlu.
Ini bukan operasi besar. Tapi pencegahan kecil yang sangat penting. Karena di kota, semua anomali harus ditindak cepat, sebelum menjadi isu besar.
Irvan memahami kepanikan warga. Karena, adanya air sungai tiba-tiba menyembur, tanpa asap, tanpa suara keras. Di Surabaya, yang dekat dengan trauma Lapindo Sidoarjo. Jadi, wajar jika orang langsung waspada.
BACA JUGA:Polisi Tangkap Pencuri Honda HR-V Asal Pasuruan, Mobil Ditemukan di Madura
BACA JUGA:Cicilan Rusunami Mencekik, Pansus Rumah Hunian Layak Tolak Syarat Gaji Rp8-10 Juta
"Kami memahami kepanikan warga. Tapi saya mohon, tetap tenang. Kami akan terus update perkembangannya," beber Irvan.
Yang membuat situasi lebih tenang adalah tidak ada bau menyengat, tidak ada gempa, tidak ada retakan tanah. Hanya gelembung.
Dan karena itu di sungai, bukan di tanah padat, risikonya jauh lebih rendah. Gas bisa lepas ke udara, tidak terjebak ke dalam tanah yang ditinggali warga.
Sebelumnya, BPBD Surabaya serta sejumlah instansi terkait sepat langsung melakukan penanganan dan pengukuran awal. Mereka ingin memastikan kondisi aman bagi masyarakat. (*)