Kegiatan Pengmas Departemen Informasi dan Perpustakaan, FISIP, Unair: Membentuk Ekosistem Masyarakat Berpengetahuan Melalui Museum

Selasa 21-10-2025,13:28 WIB
Oleh: Ragil Tri Atmi*

Kegiatan juga dihadiri oleh perwakilan mahasiswa mata kuliah pemasaran Unair dan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) para peserta dengan hikmat mendengarkan pemaparan pemateri, sambil diselingi dengan canda antara pemateri dan peserta yang begitu hangat.

MUSEUM SEBAGAI CORE PRODUK

Dalam era informasi, museum dituntut menyajikan koleksi yang menyenangkan sekaligus berimplikasi pada peningkatan pengetahuan para pengunjung. Penyajian koleksi yang interaktif akan menciptakan kenyamanan dalam mengakses koleksi dan layanan museum. 

BACA JUGA:Viral Mahasiswi UGM Telat Kembalikan Buku Kena Denda Rp 5 Juta, Ini Kata Pihak Perpustakaan

BACA JUGA:Cerita Diaspora oleh Mushonnifun Faiz Sugihartanto (13): Dimanjakan 77 Perpustakaan

Jika hal itu mampu dihadirkan oleh museum secara konsisten dalam jangka panjang, akan tercipta ekosistem masyarakat berpengetahuan secara massal. Core produk merupakan produk inti atau utama dari barang dan jasa, core produk museum terletak pada esensi koleksi museum itu sendiri. 

Setiap koleksi sesungguhnya mengandung informasi yang selanjutnya menghasilkan sebuah pengetahuan. 

Fungsi museum menurut Peraturan Pemerintah (Permen) Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2015 merupakan lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan, memanfaatkan koleksi, dan mengomunikasikannya kepada masyarakat. 

Artinya, museum memiliki tanggung jawab menyajikan informasi yang bernilai pengetahuan melalui koleksi-koleksinya. 

BACA JUGA:Lawatan Tim FISIP Universitas Airlangga ke Jepang (2): Perpustakaan dengan Pemandangan Taman yang Luar Biasa

BACA JUGA:Tim WUACD Universitas Airlangga ke Melbourne (4): Perpustakaan sebagai Ruang Publik yang Menyenangkan

Pembuatan website Musea Surabaya pada kegiatan pengmas yang diselenggarakan oleh Departemen Informasi dan Perpustakaan Universitas Airlangga  (Unair) merupakan ide dan langkah strategis yang diambil untuk mewujudkan digitalisation museum. 

Koleksi-koleksi dihadirkan melalui objek yang berbeda, tidak lagi statis secara fisik, tetapi dikemas ulang menjadi bentuk audio visual yang bernarasi menarik sehingga menjadi satu kesatuan pengetahuan yang diharapkan dapat memicu dan membangun ingatan bagi pangunjung secara virtual. 

Para pengunjung dapat mengakses pengetahuan sebagai core produk museum melalui website. Melalui kegiatan pengmas ini, kami berharap agar para pengelola museum dan tim Humas Musea Surabaya dapat berkomitmen untuk meningkatkan keterampilan dan menciptakan layanan yang interaktif yang berbasis pada website musea.surabaya.go.id. 

Prof. Dr. Rahma Sugihartati, Dra., M.Si. menambahkan, ”museum akan lebih menarik jika informasi dapat diakses secara lebih interaktif dan dapat diakses dengan cara-cara konvergen.”  

Museum tidak hanya sebagai tempat pajangan dan penyimpan koleksi semata. Museum bertanggung jawab atas rangsangan mental para pengunjung untuk bernalar dan membangun memorinya. 

Kategori :