Di tengah dominasi laki-laki, Siti Soendari hadir mewakili organisasi Poetri Indonesia. Ia memperjuangkan peran perempuan dalam pergerakan nasional dan menegaskan bahwa semangat persatuan bukan milik satu gender saja.
Sosoknya menjadi bukti bahwa perempuan juga memiliki peran penting dalam perjuangan kemerdekaan, sejak jauh sebelum Indonesia merdeka.
Kelima nama di atas hanya sebagian kecil dari kurang lebih 700 pemuda yang hadir di Kongres Pemuda II. Para pemuda-pemuda tersebut mewakili dari daerah dan organisasi masing-masing. Mereka semua berkumpul bersama untuk menyatukan perbedaan menjadi satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa.
BACA JUGA: Sumpah Pemuda 2025: Semangat Baru Generasi Z untuk Indonesia
BACA JUGA: Demo Mahasiswa Bukti Gen Z Bukan Generasi Apatis
Lebih dari sembilan dekade berlalu, semangat Sumpah Pemuda masih tetap hidup hingga kini. Ikrar itu bukan hanya tentang tiga kalimat sederhana, melainkan tentang keberanian generasi muda yang menembus batas perbedaan untuk membangun Indonesia.
Saat ini, tantangan mungkin sudah berbeda, namun maknanya tetap sama, yakni menyatukan langkah, menyalakan semangat, dan mewujudkan Indonesia yang lebih maju dengan semangat persaudaraan. (*)
*) Mahasiswa magang dari Prodi Sastra Inggris Universitas Negeri Surabaya