HARIAN DISWAY - Militer Amerika Serikat (AS) sedang meningkatkan kekuatan angkatan laut di Karibia dalam beberapa hari terakhir.
Peningkatan kekuatan di pantai utara Venezuela ini telah terjadi seminggu terakhir. Diawali oleh aksi militer AS yang memusnahkan sebuah kapal kecil berisi warga Venezuela yang diduga sedang mengangkut narkoba untuk diselundupkan ke AS.
Serangan tersebut dilaporkan menewaskan tiga orang pada hari Sabtu, 1 November 2025, kata Sekretaris Perang AS Pete Hegseth dalam media sosial-nya.
Amerika Serikat telah mengerahkan delapan kapal Angkatan Laut AS ke Karibia dan mengirim pesawat tempur siluman F-35 ke Puerto Riko. AS juga mengirim kapal induk USS Gerald R. Ford dengan alasan untuk mengendalikan perdagangan narkoba.
Serangan ini telah dimulai pada awal September lalu, lebih dari 15 serangan AS terhadap kapal di Karibia termasuk 14 kapal dan sebuah kapal semi-selam dan Pasifik telah menewaskan sedikitnya 65 orang dalam beberapa minggu terakhir, yang diduga penyelundup narkoba di Karibia dan Pasifik timur.
BACA JUGA:Setelah 33 Tahun, Trump Perintahkan Militer AS Gelar Uji Coba Bom Nuklir Lagi
Pemerintahan Trump menganggap bahwa kapal-kapal tersebut merupakan ancaman bagi AS karena narkoba yang diduga mereka bawa.
Namun, para ahli mengatakan serangan tersebut merupakan pembunuhan, bahkan jika mereka menargetkan para pengedar narkoba.
Hegseth mengatakan Washington akan terus "memburu... dan membunuh" tersangka pengedar narkoba. Ia juga membagikan rekaman video serangan tersebut, yang menunjukkan detik-detik kapal terkena serangan, diikuti oleh bola api.
USS Gerald R. Ford, kapal induk terbesar di dunia. Washington mengirimkan kelompok serangan kapal induk untuk melawan organisasi penyelundupan narkoba di Amerika Latin, kata Pentagon pada 24 Oktober 2025, menandai peningkatan besar-besaran kekuatan milite-Jonathan Klein-via AFP
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada hari Jumat, 31 Oktober 2025 telah melakukan tindakan utuk mendesak Washington menghentikan serangannya di laut Karibia.
Kepala hak asasi manusia PBB Volker Turk mengatakan orang-orang ini telah dibunuh "dalam keadaan yang tidak dapat dibenarkan dalam hukum internasional," ujar Turk. "Serangan-serangan ini, dan meningkatnya korban jiwa tidak dapat diterima," tambahnya.
BACA JUGA:Pete Hegseth Puji Kesuksesan Latma Super Garuda Shield
Pemimpin Venezuela Nicolas Maduro, yang menghadapi dakwaan atas tuduhan narkoba di Amerika Serikat, menuduh kembali Washington menggunakan perdagangan narkoba sebagai dalih untuk "memaksakan perubahan rezim" di Caracas untuk menyita minyak Venezuela.
Namun Presiden AS Donald Trump mengatakan dia tidak mempertimbangkan serangan terhadap Venezuela ketika ditanya oleh seorang wartawan di atas pesawat kepresidenan Air Force One.