PP Muhammadiyah dan PBNU Dukung Usulan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional

Kamis 06-11-2025,12:14 WIB
Reporter : Shanita Septias Anaway*
Editor : Mohamad Nur Khotib

“Ketika kita menghargai jasa kepahlawanan seseorang, jangan dilihat dari perbedaan politik atau kepentingan apapun, kecuali kepentingan bangsa dan negara, terlepas dari kekurangan dan kesalahan seseorang,” terangnya.

BACA JUGA:Refleksi Kejatuhan Soeharto (21 Mei 1998–21 Mei 2025): Pelajaran Politik dari Soeharto

BACA JUGA:Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Ini Tanggapan Ketum PP Muhammadiyah

Mendukung pernyataan sebelumnya, dukungan juga datang dari PBNU. Ahmad Fahrur Rozi atau Gus Fahrur selaku Ketua PBNU menyatakan pihaknya mendukung usulan Kementerian Sosial (Kemensos) melantik Soeharto dan Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai Pahlawan Nasional.

Menurutnya, kedua tokoh tersebut memiliki kontribusi besar dalam sejarah bangsa Indonesia.

“Pak Harto berjasa besar dalam stabilisasi nasional dan pembangunan ekonomi. Di masa beliau, Indonesia dikenal dunia sebagai salah satu macan ekonomi baru Asia, dengan program pembangunan yang terencana dan stabilitas ekonomi serta keamanan yang tinggi,” terang Gus Fahrur dalam pernyataannya.

Gus Fahrur menilai Gus Dur memiliki peran fundamental dalam memperkuat demokrasi setelah Reformasi 1998, ia adalah simbol rekonsiliasi bangsa melalui kebijakannya yang membuka ruang dialog antar-kelompok.

BACA JUGA:Soeharto dan Gus Dur Masuk Usulan 10 Pahlawan Nasional

BACA JUGA:Mensos Gus Ipul Buka Suara soal Wacana Soeharto Diangkat Jadi Pahlawan Nasional

“Keduanya punya jasa luar biasa dalam membangun bangsa di masa-masa sulit. Menetapkan mereka sebagai Pahlawan Nasional bukan berarti meniadakan kritik atas kekurangan yang pernah ada, tetapi bentuk penghargaan atas jasa besar yang telah mereka berikan,” lanjut Ketua PBNU tersebut.

Gus Fahrur juga mengapresiasi upaya Kemensos yang tengah menyelesaikan proses administrasi dan kajian historis terhadap sejumlah tokoh sejarah sebelum diajukan ke Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK).

Kemensos, pada tahun ini, mengajukan 40 nama tokoh untuk dipertimbangkan mendapat gelar Pahlawan Nasional.

Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf menyebut sebagian besar nama tersebut telah melalui proses pengusulan sebelumnya dan sedang memasuki tahap penilaian akhir oleh panel ahli.

Selain Soeharto dan Gus Dur, tokoh-tokoh lain yang diusulkan antara lain aktivis buruh Marsinah, Jenderal (Purn) M. Jusuf, mantan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin, KH Bisri Syansuri, Syaikhona Kholil Bangkalan, dan akademisi hukum Prof. Mochtar Kusumaatmadja. (*)

*) Mahasiswa magang Prodi Sastra Inggris dari Universitas Negeri Surabaya 

Kategori :