Ia tak hanya gagah di medan perang, tetapi juga setia dan rela berkorban demi kebenaran serta keluarga.
Dalam uraiannya, Museum Wayang Jakarta menyebut Gatotkaca sebagai pemberani sejati. Sebab, keberanian bukan berarti tanpa rasa takut, melainkan mampu tetap maju dan berjuang meski dibayangi rasa takut.
BACA JUGA: Tak Hanya Jawa, Tiongkok Punya Wayang Kulit sebagai Warisan Budaya
BACA JUGA: Ini 5 Karakter Tokoh Pemuda dalam Wayang Kulit, Inspirasi untuk Generasi Muda
5. Bima/Werkudara — Simbol Keadilan dan Ketegasan
BIMA menggambarkan ketegasan dan kejujuran dalam menegakkan kebenaran di tengah tantangan hidup. --pitoyo.com & blogspot.com
Bima merupakan sosok ksatria yang dikenal jujur, tegas, dan berpegang teguh pada prinsip kebenaran. Ia tidak suka basa-basi dan selalu berani membela pihak yang lemah, bahkan ketika harus menghadapi risiko besar.
Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X menggambarkan Bima sebagai teladan integritas dan keberanian moral.
Dari Bima kita belajar bahwa di tengah dunia yang penuh kompromi seperti sekarang pun, ketegasan dan kejujuran tetap menjadi fondasi penting untuk menegakkan keadilan.
BACA JUGA: Peringatan Adhyaksa di Pasuruan: Sosialisasi Rokok Ilegal Lewat Wayang Kulit
BACA JUGA: Khofifah Nonton Ki Raden Akbar di Nganjuk, Menggugah Cinta Wayang di Kalangan Generasi Muda
Kisah-kisah wayang menyimpan pesan universal yang tak lekang oleh waktu. Ada kisah tentang keberanian, kejujuran, kebijaksanaan, dan ketulusan.
Setiap tokoh menghadirkan teladan yang dapat dijadikan pedoman dalam menghadapi tantangan kehidupan masa kini. Wayang bukan hanya kisah masa lalu, melainkan cermin kehidupan yang tetap relevan di era modern.
Dunia mungkin terus berubah, tetapi nilai-nilai luhur yang diwariskan para tokoh wayang akan selalu abadi dan menginspirasi dari generasi ke generasi. (*)
*) Mahasiswa Magang dari Prodi Sastra Inggris Universitas Negeri Surabaya