HARIAN DISWAY - Rencana pemerintah melalui Kementerian ESDM untuk menghentikan impor solar mulai 2026 menuai sorotan luas.
Di satu sisi, kebijakan itu dipandang sebagai terobosan menuju kemandirian energi; di sisi lain, kekhawatiran akan gangguan pasokan, inflasi, dan risiko fiskal terus mengemuka.
Menyikapi wacana tersebut, Elisa Tjondro, selaku Ketua Program International Trade and Finance di Petra Christian University (PCU), memberikan analisis dari perspektif ekonomi makro.
Menurut Elisa, kebijakan itu strategis dalam jangka panjang. Dengan mengurangi impor solar, Indonesia bisa menghemat devisa, memperkuat neraca perdagangan, dan mengurangi ketergantungan pada fluktuasi harga minyak global.
BACA JUGA:Timbun Solar, Mobil Truk Modifikasi Terjaring OTT di Lumajang
BACA JUGA:Purbaya Beberkan Harga Asli Pertalite, Solar, hingga LPG: Negara Tanggung Selisih Puluhan Ribu
BBM solar akan dicampur sawit 40% mulai tahun 2025-ist-
Hal itu menjadi faktor yang selama ini menjadi sumber ketidakstabilan ekonomi. Namun, ia menekankan keberhasilan kebijakan itu sangat bergantung pada dua pilar.
Pertama, kesiapan kilang domestik dalam memproduksi solar sesuai kebutuhan nasional dengan jumlah 18,5–18,7 juta kiloliter per tahun.
Kemampuan distribusi biodiesel (B35/B50) yang merata dan stabil. "Tanpa keduanya, kebijakan ini justru berisiko menimbulkan tekanan inflasi dan gangguan pasokan energi," tegasnya.
Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan beroperasi 10 November 2025 dan produksi domestik mencapai 360 ribu barel/hari, atau setara 20,9 juta kiloliter per tahun.
Hal tersebut menunjukkan angka kebutuhan 2026 tampak terpenuhi. Secara teknis, kebijakan tersebut masuk akal. Namun, Elisa memperingatkan bahwa implementasi jangka pendek tergolong ambisius.
Pemerintah harus memastikan kesiapan logistik distribusi ke seluruh wilayah, stabilitas harga biodiesel, adaptasi kendaraan diesel terhadap bahan bakar baru, dan sosialisasi masif ke seluruh stakeholder.
BACA JUGA:Kebakaran Kilang Pertamina Dumai, Stok Pertalite hingga Solar Dipastikan Aman
BACA JUGA:Harga BBM Pertamina Kamis 8 Mei 2025: Pertamax, Pertalite, hingga Solar di Seluruh Indonesia