BACA JUGA:Polisi Temukan Senjata Mainan Bertuliskan Nama Brenton Tarrant di Lokasi Ledakan SMAN 72 Jakarta
Apakah pelaku pelajar SMAN 72?
Dasco: ”Nanti soal ini biar pihak yang berwenang atau pihak kepolisian yang menyampaikan ke rekan media.”
Kesaksian Zaki Arkan lebih detail. Ia mengaku tahu sosok pelaku walaupun tidak akrab. Inisialnya FN. Pelaku adalah kakak kelas Zaki. Ia tahu sosoknya.
Zaki: ”Ia selalu suka menyendiri. Ia sering di-bully teman-temannya. Ia sering bikin gambar-gambar foto-foto yang kayak berdarah, teroris, bendera Amerika, dan gambar berdarah begitu.”
Ditanya, kapan dan berapa kali FN di-bully teman-temannya?
Zaki: ”Saya tidak pernah lihat ia di-bully. Cuma, dari cerita teman-teman, ia sering di-bully.”
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo kepada wartawan, Jumat malam, 7 November 2025, mengonfirmasi identitas terduga pelaku ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading.
Jenderal Listyo: ”Informasinya, ia (terduga pelaku) pelajar sekolah tersebut. Usianya baru 17 tahun. Ia sekarang dioperasi di rumah sakit karena lukanya serius.”
Namun, Listyo tidak menjelaskan lebih detail. ”Untuk motif saat ini sedang kami dalami. Dari berbagai informasi kita kumpulkan, supaya menjadi satu informasi yang bulat pada saat diinformasikan.”
Berdasar penyidikan polisi, di lokasi ledakan ditemukan sebuah senapan laras panjang dan sebuah laras pendek. Semuanya senjata api mainan. Di senjata laras panjang ada tulisan putih, berupa dua nama: Alexandre Bissonnette dan Brenton Tarrant. Keduanya teroris pria.
Alexandre Bissonnette, 27, pelaku penembakan massal di Pusat Kebudayaan Islam Kota Quebec, Kanada, sebuah masjid di lingkungan Sainte-Foy, Kota Quebec, Kanada, pada 29 Januari 2017.
Lebih dari 50 orang berada di masjid ketika penembakan dimulai saat salat Isya. Rentetan tembakan berlangsung kurang dari tiga menit.
Akibat kejadian itu, 6 orang meninggal dan 19 orang terluka tembak. Bissonnette dihukum penjara seumur hidup. Dengan kemungkinan bebas bersyarat setelah menjalani 40 tahun penjara.
Brenton Tarrant, 19, teroris yang melakukan penembakan di dua masjid di Selandia Baru, 15 Maret 2019.