BPBD Jatim Mulai Keliling Sosialisasikan Program Pesantren Tangguh Bencana

Kamis 13-11-2025,13:28 WIB
Reporter : Edi Susilo
Editor : Taufiqur Rahman

MALANG, HARIAN DISWAY- Pemprov Jawa Timur mulai sosialisasi program Pesantren Tangguh Bencana (Pestana) di sejumlah pesantren di Jawa Timur, Kamis 13 November 2025. 

Sosialisasi itu mulai digelar sepekan ini. Mulai tanggal 11 hingga 15 November 2025. Tiga pesantren di wilayah Malang mulai mendapatkan pelatihan tanggap dan tangguh bencana ini. Yakni Ponpes An-Nur 3 Bululawang, Ponpes Salafiyah Shirothul Fuqoha' Gondanglegi, dan Pendidikan Ponpes Islam (PPPI) Al-Hikmah Tumpang, Kab. Malang. 

Pelatihan digelar menggandeng anggota DPRD Jawa Timur bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Para santri dilatih mulai bagaimana memadamkan api hingga bagaimana mencari perlindungan saat terjadi bencana. 

Koordinator Tim Pestana Jatim Dadang Iqwandy mengatakan, ada tiga pilar utama yang ditekankan dalam kegiatan ini. Yakni, fasilitas pendidikan aman bencana, manajemen penanggulangan bencana, dan pendidikan pengurangan risiko bencana. 

BACA JUGA:Prabowo bakal Resmikan Pembangunan Pesantren Al Khoziny Sidoarjo pada 25 November!

BACA JUGA:Wujudkan Pesantren Ramah Anak, Kemenag Bentuk Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan

Selain mengadakan pelatihan, tim juga melakukan assessment terhadap bangunan yang ada di lingkungan pondok pesantren. Harapannya, agar bisa diidentifikasi lebih awal hal-hal yang dimungkinkan berisiko menimbulkan bencana. 

Dadang mengatakan, langkah pembentukan Pestana ini lantaran jumlah ponpes di Jatim begitu banyak. Total ada 7.347 pesantren yang tersebar di 38 kabupaten kota di Jatim. ”Dengan jumlah santri hingga 297.506,” paparnya. 

Dengan jumlah pondok sebanyak itu, maka perlu dukungan dari berbagai pihak agar target capaian Pestana ke depan bisa lebih cepat. BPDB Jatim optimis program ini akan didukung seluruh pesantren di Jatim. 

Pengasuh Ponpes An-Nur 3 Bululawang, Gus Taufiqurrahman, mengaku sangat berterima kasih dengan adanya pelatihan ini di pondoknya. Sebab, dengan kegiatan ini, para santri dan ustadz maupun ustadzah bisa memahami upaya kesiapsiagaan terhadap bencana. ”Utamanya, banjir dan angin kencang yang biasa terjadi di sekitar pesantren,” katanya. 

Taufiq yakin, pelatihan ini akan membuat santrinya semakin siap. Lantaran pengetahuan akan kesiapsiagaan bencana sudah diberikan dan dipraktekkan secara langsung. 

Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim Hikmah Bafaqih mengatakan,disaster risk reduction atau pengurangan risiko bencana sangatlah penting diajarkan ke para santri. "Kita tidak ingin lagi ada bencana di pesantren. Karenanya, pola pikir dan pola tindak kita harus sesuai dengan ketangguhan bencana," ucapnya.(*)

 

Kategori :