Kader-kader Gerindra dari Surakarta, Sidoarjo, Gresik, Batu, Tulungagung, Jakarta Timur, hingga Pematang Siantar disebut ikut menolak kehadiran Budi Arie.
Penolakan itu mengindikasikan langkah politiknya yang kini kian seret. Dengan penolakan terbuka dari PSI, ruang gerak Budi Arie semakin menyempit.
Manuver yang awalnya dipandang sebagai strategi reposisi politik justru berbalik menjadi krisis legitimasi. Konstelasi pasca-pemerintahan Jokowi berubah. Partai-partai tampak berhitung ulang terhadap figur yang dianggap tidak lagi membawa nilai strategis. (*)