HARIAN DISWAY - Microsoft kembali jadi sorotan melalui gim populerCall of Duty: Black Ops 7. Bukan aksi tembak-menembaknya yang memicu riuh. Melainkan keberadaan AI yang diam-diam bekerja di balik beberapa elemen visual gim tersebut.
Semua bermula dari pemain yang curiga bahwa sejumlah Calling Cards dalam game tampak seperti hasil olahan kecerdasan buatan.
Dugaan itu akhirnya dikonfirmasi langsung. Activision memang menggunakan AI dalam proses pembuatannya.
Ro Khanna, anggota Kongres dari Partai Demokrat California tak tinggal diam. Ia menanggapi isu tersebut lewat sebuah unggahan di X.
BACA JUGA:Kampanye Call of Duty: Black Ops 7 Tak Bisa Dijeda, Pemain Protes Fitur Baru yang Kontroversial
BACA JUGA:Call of Duty: Black Ops 7 Tetap Rilis 14 November, Tak Ada Perubahan Jadwal
Khanna menegaskan bahwa perusahaan teknologi perlu aturan yang mencegah penggunaan AI untuk memangkas tenaga manusia demi keuntungan semata.
Call of Duty Black Ops 7 ternyata menggunakan AI untuk membuat beberapa aset game-nya. --sortiraparis
Ia menekankan bahwa para seniman dan pekerja kreatif harus punya suara dalam implementasi AI. Bahkan idealnya turut berbagi keuntungan.
Pernyataannya memantik diskusi panjang. Apalagi, Activision telah berada di bawah payung Microsoft sejak akuisisi raksasa itu rampung pada 2023.
Maka, kritik terhadap penggunaan AI dalam Call of Duty Black Ops 7 pun otomatis ikut menyerempet Microsoft.
BACA JUGA:Treyarch Umumkan Perubahan Besar pada Fitur Dexterity Perk di Call of Duty: Black Ops 7
BACA JUGA:Patch Terbaru Call of Duty: Black Ops 6 Menghadirkan Tokoh Squid Game, Ada Young-hee Juga!
Tentu saja itu bukan kejadian pertama. Sebelumnya, game ARC Raiders juga menghadapi tudingan serupa karena penggunaan suara hasil AI. Anehnya, meski dikritik, jumlah pemainnya tetap stabil.
Fenomena itu membuat banyak analis bertanya-tanya. Apakah isu etik penggunaan AI benar-benar memengaruhi perilaku pemain? Atau hanya menjadi arus debat di permukaan saja?