HARIAN DISWAY - Amazon memilih jalan unik dan tak terduga untuk memperkuat layanan streaming mereka, Prime Video.
Mereka meminta kecerdasan buatan merangkum sinopsis film atau serial langsung menjadi video. Bukan lagi teks ringkas. Melainkan recap penuh yang tampil seperti trailer mini. Lengkap dengan narasi, dialog tersinkron, dan musik yang sesuai.
Prime Video resmi merilis fitur yang dinamakan Video Recaps tersebut pekan ini. Masih dalam versi beta. Baru hadir untuk beberapa konten Prime Originals. Seperti Fallout, Tom Clancy’s Jack Ryan, dan Upload.
Amazon menyebutnya sebagai "recap berkualitas teater". Ia memadukan kecerdasan buatan generatif dengan teknik penyuntingan otomatis.
BACA JUGA:Sinopsis Series A+ di Prime Video dari Adaptasi Novel Ananda Putri
BACA JUGA:Review Serial Daisy Jones & The Six di Prime Video: Romantisme Rock ‘n Roll Era 70an
Seolah-olah sang AI telah duduk bersama di ruang editing, memilah adegan mana yang harus muncul, mana yang harus disimpan untuk kemudian hari.
Sebenarnya, langkah itu bukan debut Amazon dalam memanfaatkan AI untuk merangkum cerita. Tahun lalu, mereka meluncurkan X-Ray Recaps, versi ringkas berbasis teks yang merangkum episode atau bahkan satu musim penuh.
Fallout season 2 fokus di New Vegas? --IGN
Namun versi itu datang dengan batasan. AI tidak diperbolehkan membocorkan spoiler besar. Tentu saja, itu permintaan fans. Tidak ada yang ingin disambut oleh rangkuman yang tanpa sengaja mengungkap siapa yang mati menjelang season finale.
Kini Prime Video melangkah lebih jauh. Dari teks menjadi visual. Dari ringkasan pasif menjadi recap yang terasa seperti potongan film. Di era ketika kita semakin mudah lupa. Kadang hanya karena terlalu banyak tontonan di daftar antrean.
Mungkin, inilah fitur yang memang dibutuhkan penonton. Namun, bisa jadi justru terlalu mengganggu bagi mereka yang ingin menjaga pengalaman menonton tetap alami.
Langkah Netflix dan Disney+
Di sisi lain, para pesaing tidak tinggal diam. YouTube TV sudah memainkan fungsi AI lewat Key Plays. Yang membantu penonton mengejar momen-momen penting pertandingan olahraga.
BACA JUGA:ChatGPT vs Gemini, Adu Cerdas di Era AI Modern
BACA JUGA:Google Hadirkan AI yang Bisa Bantu Belanja Online, Fitur Hadir di Search dan Gemini
Meski terkadang pilihannya bias terhadap sisi ofensif, fitur itu cukup membuat mereka mendapatkan gelar Technical Emmy pertama. Netflix juga bermain di wilayah berbeda. Bukan merangkum tontonan, tetapi menggunakan AI langsung di proses produksi.
Dari adegan gedung runtuh di The Eternaut, hingga teknik penggandaan aktor dan peremajaan wajah di Happy Gilmore 2. Bahkan proses pra-produksi seperti pemilihan wardrobe dan desain set di Billionaires’ Bunker kini ikut disentuh AI.
Inovasi tidak pernah hadir tanpa kegelisahan. Industri film dan serial tengah berada di persimpangan besar. Di satu sisi, AI menjanjikan percepatan kerja, efisiensi, dan kemampuan visual yang semakin murah.
Di sisi lain, para seniman khawatir kreativitas mereka diambil alih. Atau karya mereka dipakai melatih mesin tanpa izin. Inilah debat paling bising sepanjang dua tahun terakhir.
BACA JUGA:5 Prompt Gemini AI Paling Realistis untuk Foto Prewedding Ala Gen Z 2025
BACA JUGA:Valve Umumkan Peluncuran Steam Frame dan Steam Machine, Main Game PC Bisa di Ruang Tamu
Dengan berlangganan Disney+ fans bisa membuat berbagai karakternya untuk dibuat fan made lewat AI. --wired.com
Lalu bagaimana dengan platform lain? Disney+ diam-diam mulai melirik pasar yang berbeda: para fans kreator.
Menurut laporan The Verge, mereka sedang mempertimbangkan fitur AI yang memungkinkan pengguna membuat video fan-made menggunakan adegan, karakter, atau gaya visual yang mirip dengan karya asli.
Bahkan digadang-gadang tanpa melanggar hak cipta secara langsung. Konsepnya serupa creative sandbox: pengguna mendapatkan aset legal yang sudah diizinkan, lalu AI mengolahnya menjadi karya baru.
Bukan deepfake, bukan cuplikan curian. Lebih tepatnya, remix legal yang difasilitasi studio itu sendiri.
BACA JUGA:5 Rekomendasi HP Mid-Entry Terbaik 2025 untuk Pasar Indonesia, Budget Rp3–5 Juta
BACA JUGA:OpenAI Rilis ChatGPT 5.1 Pekan Ini, Apa Saja Perubahannya?
Jika itu terealisasi, Disney+ bisa berada di kelasnya sendiri. Bayangkan fans Star Wars membuat ulang duel lightsaber versinya dengan animasi berkualitas tinggi. Atau penonton Encanto membuat lagu pendek dengan visual gaya film aslinya.
Semua dikerjakan AI, semua legal, semua aman dari tuntutan hukum. Ini bukan sekadar fitur. Ini membuka ekosistem kreator baru. Dan tentu membuka peluang pemasaran yang tidak kecil.
Para platform streaming seolah sedang berlomba membuat AI sebagai co-pilot hiburan. Ada yang ingin merangkum cerita, ada yang ingin mempercepat produksi, dan ada yang ingin mempersilakan fans ikut membangun dunia fiksi.
Sementara kita, para penonton, berada di tengah semua itu. Antara kagum, khawatir, dan penasaran apa yang akan terjadi setelah ini. (*)