HARIAN DISWAY - Jovial Da Lopez menjadi magnet yang menyemarakkan Galaxy Campus di Universitas Airlangga pada Kamis, 20 November 2025. Jovi membagi-bagikan pengalaman, motivasi, serta tip menggunakan artificial intelligence (AI) untuk mahasiswa.
Ia menggugah semangat mahasiswa untuk terus berkarya, tanpa perlu memikirkan rasa takut gagal. Jovi yang dikenal sebagai content creator itu mengaku harus mencoba berkali-kali sebelum publik mengenal karyanya di YouTube.
“Aku dulu aktif di Youtube. Awalnya, aku bikin video yang berlatar belakang sketsa rumahan. Lama-lama sudah kayak syuting film. Apa pun ide yang muncul di rumah, kita syutingin,” kata lelaki yang menjabat sebagai chief creative officer (CCO) Narasi itu.
BACA JUGA:Kembangkan Teknologi Artificial Intelligence Kesehatan, UBAYA-Nexmedis Kerja Sama Lebih Intens
BACA JUGA:Keren! Kemenag Kembangkan Alquran Berbasis Artificial Intelligence
JOVIAL DA LOPEZ menggengam ponsel Samsung saat menghadiri Galaxy Campus. - Naufal Adibi - Harian Disway
Keberanian memulai ide dan percaya diri menjadi kunci Jovi untuk mewujudkan impiannya. Kemudian, manfaatkan waktu sebaik-baiknya dan hilangkan perasaan takut gagal. Semua ide harus direalisasikan.
Baginya, kegagalan adalah teman terbaik. Setiap kali gagal, ada pelajaran yang baik di situ. Pria yang juga merupakan seorang YouTuber itu mengungkapkan, spontanitas menjadi kunci dalam pembuatan konten kreatif.
Menurutnya, membuat ide awal tidak harus selalu dengan yang hebat. Bahkan dari ide-ide sederhana sekali pun. Pembuatan kontennya yang viral itu juga berawal dari sesuatu yang biasa.
BACA JUGA:Cara Live TikTok di PC untuk Konten Kreator dan Penjual Online
BACA JUGA:Wamenekraf Ajak Para Konten Kreator Surabaya Untuk Peduli Pada Hak Kekayaan Intelektual
Jovi mengungkapkan bahwa perjalanan karirnya sebagai YouTuber berawal dari saudaranya, Andovi. Karena Andovi menempuh pendidikan SMA di India karena orang tuanya adalah diplomat.
Di India, orang-orang menyapa satu sama lain dengan memberikan pelukan. Saat pulang ke Indonesia, budaya berpelukan itu turut terbawa.
“Jadi, pas hari pertama bertemu dengan teman-teman satu angkatan dia peluk. Dari situ, kita bikin video YouTube berjudul Modus,” kenang Jovi.
Jovi menambahkan, membuat konten tak harus memikirkan viewers atau algoritmanya yang harus tinggi. Bagian yang terpenting ialah pelaksanaan idenya. Jovi berpatokan pada spontanitas. Hingga akhirnya, kontennya viral.