Di sisi lain, Shell Indonesia melalui President Director & Managing Director Mobility Ingrid Siburian menyampaikan bahwa negosiasi belum menemukan titik temu komersial.
“Saat ini belum mencapai kesepakatan business to business terkait aspek komersial untuk pasokan base fuel dari Pertamina Patra Niaga,” ujarnya.
BACA JUGA:Vivo dan APR Batalkan Pembelian 40.000 Barel BBM dari Pertamina
BACA JUGA:BBM Langka di SPBU Shell, Ini Penjelasan Presiden Direktur Shell Indonesia
Shell juga menyampaikan permohonan maaf kepada para pelanggan atas ketidaknyamanan akibat berkurangnya jenis BBM tertentu di SPBU mereka.
Pertamina sendiri menyatakan bahwa proses negosiasi masih berlangsung dan sejauh ini telah menunjukkan perkembangan positif. Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri menegaskan, perusahaan tetap optimistis terhadap peluang tercapainya kesepakatan.
“Kami berpikir ini positif ya. Kami selalu optimis. Tentunya yang terbaik bagi semua,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa komunikasi dengan SPBU swasta lain, termasuk Vivo, berlangsung baik dan pihaknya kini tengah menunggu laporan detail dari tim negosiasi.
BACA JUGA:Pertamina Pastikan Kualitas Pertalite Terjaga, Tindak Tegas Pelanggar SOP
BACA JUGA:Keluhan Motor Brebet Tidak Digubris Pertamina, Ratusan Ojol Geruduk DPRD Kota Pasuruan
Jika kesepakatan Shell Indonesia dan Pertamina Patra Niaga tercapai, pasokan BBM di SPBU Shell diperkirakan akan kembali stabil pada akhir November 2025. Pemerintah bahkan menargetkan normalisasi distribusi dalam waktu tujuh hari setelah persetujuan awal diterbitkan.
Namun hingga saat ini, belum ada konfirmasi resmi terkait waktu ketersediaan kembali produk-produk Shell seperti Super, V-Power, maupun Nitro+. (*)
*) Mahasiswa magang Prodi Sastra Inggris dari Universitas Negeri Surabaya