Setelah 2017, ketika dunia perfilman memasuki era digital dan platform streaming, Gary ikut ambil bagian dalam film-film seperti The Guys (2017), Kain Kafan Hitam (2019), dan 27 Steps of May (2019).
Namun, sorotan utama datang kepadanya dalam film Pamali (2022), yang sukses secara komersial di bioskop dan memunculkan kembali horor Indonesia berbasis folklore.
BACA JUGA:4 Film Indonesia yang Tayang di Netflix pada April 2025, Ada Horor dan Drama Romantis
BACA JUGA:7 Film Indonesia yang Tayang Januari 2025, Dari Utusan Iblis hingga 1 Kakak 7 Ponakan
Gary juga tampil dalam Pamali: Dusun Pocong (2023), memperkuat posisinya dalam genre yang tidak pernah sepenuhnya ia tinggalkan.
Menjelang 2024–2025, ia muncul dalam film keluarga Keluarga Belakang (2024), memperlihatkan kemampuannya dalam genre yang lebih ringan dan hangat.
Gary Iskak dalam Sinetron Indonesia
Jika film adalah panggung besar, sinetron adalah ruang yang lebih intim menemani penonton setiap hari. Sinetron menjadi bagian dari rutinitas, dan membawa aktor ke dalam ingatan kolektif masyarakat.
Bagi Gary, sinetron adalah tempat ia memperluas jangkauan dan mengokohkan kedekatan dengan publik.
BACA JUGA:Gary Iskak Meninggal Dunia setelah Kecelakaan Motor, Ini Profil Lengkapnya!
BACA JUGA:Laris Manis Sinetron Indonesia dengan Cerita
Gary memulai karier sinetron sejak awal 2000-an melalui judul seperti Opera SMU, Wajah Perempuan, Cahaya Hati, dan Bunga Malam.
Pada masa ini, sinetron menjadi hiburan utama keluarga Indonesia, dan kehadiran Gary di layar kaca membuat wajahnya cepat dikenal.
Judul-judul seperti Cewek Penakluk, Yang Masih di Bawah Umur, Magic Cinta, serta Buku Harian Baim menjadi pengantar bagi publik untuk melihat kemampuan Gary dalam genre drama remaja dan fantasi ringan.
Ia bukan hanya menjadi aktor pelengkap, tetapi hadir sebagai figur dengan karakter yang kuat, sering kali mencuri perhatian.
BACA JUGA:5 Film Indonesia yang Tayang saat Libur Lebaran, Ada Jumbo Hingga Norma yang Kasusnya Viral