BEIJING, HARIAN DISWAY - Indonesia–China Think Tank Forum pertama di Tiongkok resmi digelar di Beijing, 9 Desember 2025. Acara yang diinisiasi KBRI Beijing bersama Center for China and Globalization (CCG) itu menjadi bagian dari peringatan 75 tahun hubungan diplomatik kedua negara. Sekitar 150 peserta hadir. Mulai diplomat, akademisi, pelaku usaha, hingga mahasiswa.
Pembukaan forum menegaskan kembali posisi hubungan RI–Tiongkok sebagai salah satu kemitraan paling signifikan di kawasan. Dalam rangkaian 2024–2025, kedua negara mencatat intensitas pertemuan tingkat tinggi: kunjungan Presiden Prabowo ke Beijing pada September, kunjungan Ketua CPPCC Wang Huning ke Jakarta pada awal Desember, kunjungan Premier Li Qiang ke Indonesia pada Mei, hingga Dialog 2+2 Menlu dan Menhan pada April.
Seluruh agenda itu memperlihatkan kedalaman kepercayaan politik serta konsistensi peningkatan hubungan di bawah payung Comprehensive Strategic Partnership (CSP) dan lima pilar kerja sama yang diperluas pada 2024.
Di ranah ekonomi, hubungan bilateral menunjukkan tren stabil. Pada 2024, nilai perdagangan mencapai USD 147,79 miliar. Sepanjang Januari–Oktober 2025, angkanya sudah menembus USD 134,53 miliar. Investasi Tiongkok ke Indonesia pada 2024 tercatat USD 8,1 miliar, sementara Hong Kong USD 8,2 miliar.
BACA JUGA:Konjen Tiongkok Donasi Buku hingga Hadirkan Perpustakaan Cheng Hoo di Unesa
BACA JUGA:Konjen Tiongkok Berharap Persahabatan Tiongkok-Indonesia untuk Selamanya
Tahun ini, kolaborasi keuangan ikut diperkuat melalui pengembangan skema Local Currency Settlement (LCS) menjadi Local Currency Transactions (LCT).
Arus antar-masyarakat bergerak seiring pesatnya mobilitas pariwisata. Pada 2024, sebanyak 1,2 juta wisatawan Tiongkok berkunjung ke Indonesia. Dalam periode Januari–Oktober 2025, jumlahnya mencapai 1.135.556 orang.
Forum juga memperkaya perspektif historis. Interaksi kedua bangsa disebut telah berlangsung lebih dari seribu tahun, termasuk hubungan Sriwijaya dengan Dinasti Tang dan Song. Narasi itu menempatkan relasi Indonesia–Tiongkok bukan hanya sebagai kemitraan modern, tetapi bagian dari koneksi panjang Asia maritim.