HARIAN DISWAY - Bulir-bulir salju seperti kapas dari langit yang turun ke bumi. Menumpuk di jalan-jalan. Petugas kebersihan biasanya menyapu salju yang menghalangi akses jalan menggunakan kendaraan khusus. Tumpukan salju-salju itu diseret sampai ke tepi.
Bila tak ada kegiatan atau sesuatu yang menarik, warga Kanada enggan keluar rumah. Hawanya menusuk tulang.
Tiap orang harus mengenakan pakaian berlapis. Layering. Seperti jaket dari bahan kulit beruang. Kemudian bagian dalamnya mengenakan kaus thermal.
Sesampai di rumah, membersihkan serpihan-serpihan es di sela-sela jaket atau topi adalah pekerjaan yang biasa dilakukan.
BACA JUGA:Lukisan Black Madonna dan Tradisi Penghormatan Warga Polandia pada Bunda Maria Jelang Natal
BACA JUGA:6 Rekomendasi Negara Eropa yang Wajib Dikunjungi saat Libur Natal dan Tahun Baru
“Maklum, suhunya mencapai minus tujuh derajat,” ujar Erica Rosela, WNI yang sedang menempuh pendidikan di Kanada.
Aksesoris dan pernak-pernik Natal yang dijual dalam German Christmas Market.-Nicolas Bussieres-
Tapi di tengah-tengah hawa dingin, pada beberapa daerah di Kanada memiliki magnet kultural yang mengundang banyak pengunjung. Paling semarak adalah German Christmast Market atau Pasar Natal Jerman.
Itu merupakan pasar unik yang dibuat oleh warga Kanada keturunan Jerman. Mereka berdiam di pemukiman-pemukiman khusus.
German Christmast Market tersebar di kota-kota besar Kanada. Seperti Vancouver, Toronto, Ottawa, Quebec, dan lain-lain.
BACA JUGA:Wyndham Surabaya City Centre Sambut Natal Lewat Shine the Joy Season
BACA JUGA:Kokoon Hotel Surabaya Berbagi Keceriaan Sambut Natal dengan Anak-anak Panti Asuhan
Pasar tersebut selalu digelar jelang Natal. Sesuai namanya, selain berciri khas budaya Jerman, juga identik dengan pernak-pernik Natal.
Yang paling dominan adalah pohon Natal. Konon, tradisi pertama penggunaan pohon cemara sebagai aksesoris Natal berasal dari Jerman.