Grand Egyptian Museum yang menelan biaya pembangunan sekitar 1 miliar dolar AS itu diresmikan secara megah pada November lalu dan digadang-gadang sebagai museum terbesar di dunia.
Museum itu menyimpan hampir 50 ribu artefak. Termasuk koleksi lengkap harta karun dari makam Raja Tutankhamun yang ditemukan pada 1922.
BACA JUGA:Merajut Kembali Jalur Keilmuan dengan Mesir dan Diplomasi Antiradikalisme
BACA JUGA:Peti Firaun Hasil Curian Pulang ke Museum Mesir
Berlokasi di dekat Piramida Giza, di pinggiran ibu kota Kairo, GEM diharapkan dapat meningkatkan pendapatan pariwisata Mesir. Sekaligus membantu menopang perekonomian negara tersebut yang tengah menghadapi berbagai tekanan.
Sedangkan perahu Raja Khufu pertama kali ditemukan pada 1954 di sisi selatan Piramida Agung Giza. Dua perahu itu ditemukan terkubur di lubang khusus.
Para pengunjung menyaksikan para pegawai museum memasang papan kayu antik dari perahu kedua Raja Khufu ke struktur logam di Museum Mesir Agung di Giza, pinggiran Kairo, pada 23 Desember 2025.-Ahmed Hasan-AP
Namun, penggalian dan pemindahan bagian-bagian kayunya baru dimulai pada 2014, sebagaimana tercantum dalam keterangan resmi museum.
Hingga kini, fungsi pasti perahu-perahu tersebut masih menjadi perdebatan di kalangan ahli. Namun, para pakar meyakini perahu itu kemungkinan digunakan untuk mengangkut jenazah Raja Khufu dalam prosesi pemakamannya, atau disiapkan sebagai kendaraan simbolis untuk perjalanan sang firaun di alam baka bersama dewa matahari Ra.
BACA JUGA:Museum Tembakau Jember: Menolak Menjadi Monumen Bisu 'Daun Emas'
BACA JUGA:Pameran Imersif Cross Musea Bajawara di Museum 10 Nopember Bikin Belajar Sejarah Makin Seru
Dengan perakitan yang dilakukan secara terbuka, museum berharap publik dapat lebih memahami kompleksitas teknik pembuatan kapal Mesir kuno. Sekaligus menghargai warisan peradaban yang telah bertahan ribuan tahun. (*)