Ruben Amorim Pertahankan MU di Formasi 3-4-2-1, Ini Alasannya

Selasa 30-12-2025,10:24 WIB
Reporter : Raden Josaphat Bhismantaka
Editor : Raden Josaphat Bhismantaka

HARIAN DISWAY - Pelatih Man United, Rubem Amorim, mengungkapkan bahwa tekanan eksternal untuk mengubah formasi 3-4-2-1 yang kontroversial menjadi alasan utama ia enggan melakukannya terlalu cepat. 

Formasi ini sebelumnya sukses membawanya meraih gelar Primeira Liga bersama Sporting CP pada musim 2020–21 dan 2023–24, meskipun adaptasinya di Old Trafford menjadi proses pembelajaran bagi skuad Setan Merah (sebutan Manchester United).

Amorim menjelaskan bahwa upaya transfer sejak kedatangannya juga diarahkan untuk mendapatkan pemain yang lebih cocok dengan sistem ini. 

Salah satu contohnya, Amad Diallo, yang sebelumnya jarang mendapat kesempatan di bawah Erik ten Hag, kini tampil menonjol.

Kritikus mengaitkan formasi ini dengan performa buruk United pada musim 2024–25, yang tercatat sebagai musim terburuk mereka dalam 51 tahun. 


Selebrasi Amad Diallo usai buka keunggulan bagi Man United atas Bournemotuh dalam laga lanjutan Liga Inggris pekan ke-16, Selasa 16 Desember 2025-Phil Noble-Getty Images

BACA JUGA:Rating Pemain Man United Usai Taklukkan Newcastle 1-0: Patrick Dorgu & Ayden Heaven Top!

BACA JUGA:Man United vs Newcastle 1-0: Patrick Dorgu Bawa Setan Merah Tembus 5 Besar!

Namun, setelah perekrutan yang lebih tepat dan pramusim untuk menetapkan prinsip-prinsip permainan, tim menunjukkan peningkatan signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Meskipun demikian, Amorim tetap menghadapi tekanan dari media dan suporter terkait taktiknya.

Sebelum pertandingan imbang 4-4 melawan Bournemouth, Amorim sempat mencoba cara bermain baru, yang bocor ke publik, membuatnya terkejut.

Ia menolak mengubah formasi dalam laga tersebut maupun kekalahan dari Aston Villa enam hari kemudian, tetapi akhirnya memutuskan memakai 4-2-3-1 saat menghadapi dan mengalahkan Newcastle United pada Boxing Day.

“Ketika([wartawan) terus membicarakan soal mengganti sistem, saya tidak bisa mengubahnya karena pemain akan mengira saya melakukannya karena tekanan media. Saya pikir itu akhir bagi seorang manajer,” ujar Amorim dalam konferensi persnya.

“Ketika kita bermain baik dalam sistem kita, saya pikir itu saat yang tepat untuk berubah jika itu lebih baik untuk memenangkan laga berikutnya. Itu yang kami lakukan [melawan Newcastle],” tambahnya.

Amorim: Saat Ini Adalah Momen Berbeda

Amorim menekankan bahwa sekarang filosofi inti tim telah tertanam, sehingga perubahan sistem menjadi mungkin dan tidak terkait tekanan eksternal. 

Saat pertama kali tiba di United, tugas utamanya adalah “membangun identitas” meski menyadari mungkin belum memiliki pemain yang ideal untuk formasi tersebut.

Kategori :